Darwin (ANTARA News) - Ekspor ternak Australia ke Indonesia melalui ibukota Negara Bagian Northern Territory (NT), Darwin, cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir. Data perdagangan Konsulat RI Darwin yang diterima ANTARA, Senin, menunjukkan total ternak Australia yang masuk ke Indonesia selama 2005 mencapai 186.031 ekor atau meningkat 27.431 ekor dibanding 2004 yang hanya 158.600 ekor. Dari jumlah ternak yang diekspor Australia ke Indonesia pada 2005, 184.767 ekor di antaranya berasal dari industri peternakan NT. Dibanding 2003, total ekspor ternak tahun lalu juga lebih tinggi tercatat 3.407 ekor. Data perdagangan itu menunjukkan sebagian besar ternak impor Indonesia dari Australia, negara berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa, berasal dari NT dengan daerah tujuan ekspor Provinsi Lampung dan Jawa Timur. Pentingnya posisi NT dalam perdagangan bilateral kedua negara dipertegas dengan kunjungan empat hari Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Hamzah Thayeb, mulai Senin. Kerjasama Pemerintah RI dan NT di bidang perdagangan, industri, transportasi dan pertambangan juga terus meningkat, seperti tampak dari sejumlah nota kesepahaman yang telah ditandatangani sejak 1992. Beberapa nota kesepahaman yang telah ditandatangani itu adalah MoU 1992 di bidang industri pengolahan dan pabrik, perniagaan dan infrastruktur perniagaan, pelayanan pengangkutan, pembinaan infrastruktur, pelayanan profesional (kesehatan dan pendidikan), keahlian teknik dan alih teknologi industri dasar, termasuk perluasan kerjasama bidang penambangan, pertanian dan industri pariwisata. Selain itu, nota kerjasama 1998 antara Ditjen Bea dan Cukai Departemen Keuangan RI dengan Departemen Urusan Hubungan dengan Asia dan Perdangangan NT, nota kerjasama 2000 antara Kalimantan Timur dan NT untuk pengembangan infrastruktur, sektor swasta, pertambangan, hubungan transportasi, pengembangan pertanian, pariwisata dan pendidikan. Di samping berbagai nota kerjasama itu, Pemerintah NT juga merupakan mitra dialog dan kerjasama pembangunan wilayah timur Indonesia dan Timur Leste. Hubungan dekat negara bagian berpenduduk 203.700 jiwa dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 9,3 persen pertahun itu dengan RI, khususnya Indonesia Timur, ditopang oleh kedekatan sosial budaya masyarakat ke dua negara sejak ratusan tahun lalu. Ketika itu, para nelayan tradisional Indonesia, terutama asal Makassar, sudah berlabuh di daratan NT dan berinteraksi dengan masyarakat asli Benua Australia (Aborigin). Hubungan tradisional Indonesia dengan negara bagian yang berambisi menjadi "Asian Gateway" (pintu gerbang Asia) itu, menurut catatan Konsulat RI Darwin, kini diperkuat dengan berbagai kegiatan dan kerjasama formal. Beberapa kegiatan dan kerjasama formal itu adalah lomba perahu layar (yacht) Darwin-Ambon, Darwin-Kupang, Darwin-Bali, Darwin-Saumlaki, "Sail Indonesia", Arafura Games, Pertukaran Pelajar dan Guru antara NT dan NTT, Ambon, Lombok dan Bali, pelatihan manajemen kebakaran (di Nusa Tenggara Timur), dan beasiswa perawat Indonesia. Sejauh ini, NT telah menjalin kerjasama "kota kembar" (sister city) dengan Ambon dan Kupang (Ambon-Darwin/ Kupang-Palmerston). Tiga perwakilan organisasi kemasyarakatan Indonesia di Darwin, yakni Persatuan Indonesia (PI), Persatuan Masyarakat bagian Timur Indonesia (Flobamora), dan Balai Indonesia juga telah tercatat di Departemen Urusan Imigrasi, Multikultural, dan Masyarakat Asli (DIMIA) NT. (*)
Copyright © ANTARA 2006