Mataram (ANTARA) - Asosiasi Kesehatan Haji Indonesia (AKHI) Nusa Tenggara Barat (NTB) mempersiapkan rekrutmen petugas kesehatan haji untuk tahun 2024.

Ketua AKHI NTB, Lalu Sahrun, mengatakan persiapan untuk menjadi petugas kesehatan haji sudah mulai dilakukan dari saat ini. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan pembekalan melalui seminar kesehatan haji.

"Jadi kegiatan seminar ini bagaimana kita mempersiapkan jamaah haji yang istitha'ah dalam kesehatan yang kita wujudkan dalam haji sehat, haji mabrur," ujarnya di sela-sela seminar nasional kesehatan haji di Asrama Haji Mataram, Minggu.

Ia menyebutkan idealnya jumlah petugas haji yang ikut diberangkatkan ke Tanah Suci yaitu sebanyak dua dokter dan empat orang perawat. Dengan jumlah ini pelayanan kepada jamaah haji di Tanah Suci bisa lebih maksimal.

"Tapi ini tergantung dari kebijakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan. Asosiasi di pusat itu sudah mengusulkan tapi kan tergantung dari regulasi pemerintah. Kalau sekarang kan satu dokter dan dua perawat," ucapnya.

Menurut dia, jumlah ideal petugas ini sangat diharapkan agar pelayanan bisa lebih maksimal. Apalagi, jamaah haji di NTB banyak yang sudah lanjut usia (lansia) sehingga membutuhkan pelayanan yang maksimal.

"Jamaah lansia itu dibagi dua. Jamaah haji lansia tanpa komorbid dan jamaah dengan komorbid. Jadi itu yang harus dipersiapkan oleh teman-teman petugas," katanya.

Ketua Panitia Suganda, mengatakan jumlah calon petugas yang datang mengikuti seminar yaitu sebanyak 500 orang. Sebelum masa pemberangkatan calon jamaah haji, akan ada rekrutmen petugas kesehatan.

"Mereka akan mengikuti proses seleksi sesuai dengan kompetensi masing-masing. Setelah terpilih nanti akan ada pelatihan secara kompetensi," tegasnya.

Sementara itu, Fasilitator Pelatihan Petugas Haji Kementerian Kesehatan RI, dr Erwin Syah mengatakan pelaksanaan seminar kesehatan haji ini dilakukan untuk membuka wawasan calon petugas bagaimana peran dan fungsi.

"Biar ada gambaran calon petugas, cocok-nya mereka di mana," ujarnya.

Ia mengatakan para calon petugas haji yang hadir dalam kegiatan tersebut nantinya bisa memiliki gambaran kondisi Tanah Suci, sehingga ada persiapan yang matang sebelum keberangkatan. Ratusan calon peserta yang mengikuti seminar ini terdiri dari tenaga kesehatan yang pernah bertugas maupun belum sama sekali.

"Alhamdulillah teman-teman dari AKHI NTB ini materi yang disiapkan kita harapkan baik alumni maupun yang baru sama sekali. Jadi bagi teman yang baru bisa membuka wawasan kondisi di Tanah Suci," terangnya.

Selama memberikan pelayanan kepada jamaah haji, petugas harus lebih bisa memahami karakter para jamaah. Di mana, ratusan jamaah yang dilayani memiliki karakter yang berbeda sehingga petugas harus lebih sabar.

"Kendala ya, karakteristik jamaah. Ada yang tahu penggunaan toilet, ada yang sudah dikasih tahu tapi lupa. Ada juga yang ngeyel," ucapnya.

Dengan perbedaan karakteristik tersebut petugas diminta untuk bisa memberikan edukasi kepada jamaah. Karena dengan jumlah petugas yang ada disebut belum ideal untuk memberikan pelayanan maksimal kepada jamaah.

"Tapi kan petugas itu dari Pemerintah Saudi Arabia. Beruntung dari satu kloter ada lima petugas. Yaitu satu petugas dari Kementerian Agama sebagai ketua kloter, satu sebagai pembimbing ibadah dan tiga tenaga kesehatan," katanya.

Baca juga: BPKH siapkan Rp8,2 triliun untuk penyelenggaraan haji 2024

Baca juga: Panja BPIH DPR RI harapkan biaya naik haji 2024 maksimal Rp55 juta

Baca juga: Kuota haji Kepri 2024 sebanyak 1.386 orang

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023