Kita sangat prihatin masih terusnya terjadi perburuan terhadap satwa kijang...:
Jambi (ANTARA News) - Sultan Jambi, Raden Abdurrahman Thaha Syaifudin, mengungkapkan keprihatinannya atas terus berlangsungnya perburuan terhadap satwa kijang di kawasan Taman Nasional Bukit 30 (TNB 30).
"Kita sangat prihatin masih terusnya terjadi perburuan terhadap satwa kijang yang masih banyak ada dalam kawasan TNB30, mirisnya lagi perburuan yang dilakukan tidak jarang adalah perburuan legal karena pelakunya adalah pihak dari lembaga tertentu yang di restui oleh pemerintah," katanya di Jambi, Minggu.
Hal itu diketahuinya karena perburuan yang dilakukan tidak jarang juga digelar di lahan milik kesultanan Jambi yang dirawatnya di sekitar kawasan TNB 30.
TNB 30, kata dia, seakan telah menjadi primadona bagi pemburu untuk menggelar latihan ataupun beraksi menggelar perburuan, namun perburuan yang dilakukan tidak saja terhadap satwa hama, seperti babi, melainkan juga terhadap Kijang yang masih ditemukan dalam kawasan TNB 30.
"Kijang dan babi hutan sejatinya adalah satwa mangsa bagi harimau sumatera di dalam kawasan tersebut, namun populasi harimau sudah terbilang pupus dan telah mengalami degradasi draastis, maka keberadaan populasi kijang terus bisa bertahan dan berkembang. Semestinya situasi ini harus dilestarikan oleh pemerintah," kata Sultan.
Oleh karena itulah, ia sangat berharap adanya perhatin serius pemerintah dan institusi keamanan, seperti kepolisian, untuk menerapkan pelarangan perburuan yang dilakukan oleh masyarakat atau organisasi apapun, dan menjadikan satwa kijang di kawasan TNB 30 di bawahnperlindungan hukum.
"Kita mengharapkan pemerintah, dalam hal ini institusi kehutanan, institusi keamanan, seperti kepolisian, serta organisasi komunitas berburu, seperti Perbakin, Porbi dan lainnya, tidak menjadikan satwa kijang sebagai target." demikian Raden Abdurrahman Thaha Syaifudin.
(T. KR-BS)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013