Bekasi (ANTARA News) - Harga penganan khas Ramadhan kolang-kaling di sejumlah pasar tradisional di Kota Bekasi, Jawa Barat, mengalami kenaikan akibat tingginya permintaan.
"Melambungnya harga ini juga imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang naik sejak pada bulan Juni lalu," kata pedagang kulang-kaling di Psar Baru Bekasi, Samin (32), Sabtu.
Menurut dia, kenaikan harga kolang-kaling di tempatnya mencapai 40 persen dari harga normal.
"Biasanya paling murah Rp10 ribu per kilogram, tapi sekarang Rp14 ribu per kilogram karena biaya distribusi barang mahal," katanya.
Menurutnya, kolang-kaling tersebut didatangkan dari berbagai daerah seperti Tasikmalaya dan Sukabumi, Jawa Barat. "Jika ingin kualitas super, ada juga yang dari Medan," katanya.
Hal serupa diungkapkan Rifat (18), pedagang kulang-kaling keliling di Pasar Jatiasih.
"Banyaknya permintaan kolang-kaling karena banyak pembeli yang kesulitan memperoleh timun suri, sehingga pindah ke kolang-kaling," katanya.
Menurut dia, timun suri hampir menghilang di pasaran akibat sejumlah daerah produsen mengalami gagal panen.
Untuk menekan harga agar tidak naik terlampau tinggi, kata dia, sejumlah pedagang sengaja menimbun kolang kaling ini. "Kami beli sekaligus untuk sebulan. Jadi, bulan ini memang dikhususkan dagang. Tidak ada lagi beli mendadak," katanya.
Meski harga naik, kolang-kaling tak pernah sepi pembeli kala Ramadhan tiba. Manisan yang dibuat dari biji pohon aren ini menjadi menu favorit buka puasa.
"Biasanya dicampur kolak atau sirup," katanya.
(KR-AFR/Z002)
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013