Kairo (ANTARA News) - Massa pendukung presiden terguling Mohamed Moursi pada Sabtu (13/7) dini hari mulai mendekat Istana Presiden Al Ettihadiyah dan Kementerian Pertahanan untuk mendesak pengembalian keabsahan Presiden Mohamed Moursi.
Pada Jumat malam sekitar pukul 23.00 waktu setempat, taklimat lewat pengeras suara dari panggung Bundaran Rabiah Adawiyah, tempat pendukung Moursi berkonsentrasi, menyatakan sebagian massa akan bergelombang menuju Kementerian Pertahanan.
Massa semula melewati Jalan Yusuf Abbas ke Jalan Salah Salim, namun massa terpaksa kembali karena jalan tersebut telah diblokade tentara dengan kawat berduri dan tank tempur.
Tentara juga memblokir Thairan menuju Istana Ettihadiyah dengan tank tempur.
Akhirnya, massa long march menuju Bundaran Abbasea, kawasan yang dekat dengan Kementerian Pertahanan dan dari situ cukup dekat dengan Istana Ettihadiyah.
Adapan Jalan Abbasea ke arah Kementerian Pertahanan juga telah ditutup dengan kawat berduri, begitu pula Jalan Khalifah Makmoun ke arah Kementerian Pertahanan.
Pendukung Moursi sudah 15 menduduki Bundaran Rabiah Adawiyah, Kairo timur menjelang Moursi dilengserkan pada Rabu pekan lalu.
Dalam demo sejuta orang pada Jumat, pendukung Moursi mewarnai seantero kota Kairo dengan menguasai selain Bundaran Rabiah, juga Bundaran Al Nahdhah di Giza, Kairo barat, Bundaran Ramses, pusat kota Kairo yang dekat Bundaran Tahrir, Stasiun Radia dan Televisi Nasional, dan Istana Ettihadiyah.
Selain kota Kairo, pendukung Moursi juga turun ke jalan di berbagai kota provinsi.
Pendukung Moursi tetap mempertahankan tuntutannya, yakni mengembalikan keabsahan Presiden Moursi.
Sejak dilengserkan, keberadaan Moursi belum diketahui publik, namun penguasa peralihan mengatakan berada di "tempat aman".
Amerika Serikat dan Jerman pada Jumat mendesak pemerintah peralihan Mesir untuk membebaskan Moursi.
Demo pada Jumat tidak hanya Ikhwanul Muslimin, namun mencakup 30 partai dan aliansi politik.
Sementara itu, seruan oposisi untuk demo sejuta orang serupa pada hari yang sama, Jumat, disambut dingin.
Oposisi pada Kamis berkoar-koar akan mengadakan buka puasa terbesar di dunia di Bundaran Tahrir pada Jumat, namun kenyataannya hanya segelintir orang yang hadir.
Hingga Jumat malam, massa oposisi hanya tampak memenuhi sepertiga dari ruang Bundaran Tahrir.
Di sisi lain, seorang perwira tewas di Al Arish, Semenanjung Sinai Utara pada Jumat pagi akibat serangan kelompok pria bersenjata.
(M043/H-RN)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013