Surabaya (ANTARA News) - Bencana semburan lumpur panas di lokasi pengeboran milik Lapindo Brantas Inc yang menenggelamkan sebagian wilayah dan pemukiman/perumahan di kawasan Porong dan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, tampaknya turut memberi pengaruh dalam memacu perkembangan Kotabaru Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jatim. Kotabaru yang dibangun Perum Perumnas di atas lahan seluas sekitar 300 hektar di kawasan barat Kota Surabaya, yang semula kurang diminati, kini diserbu banyak peminat. Selain puluhan keluarga yang baru pindah ke kawasan perumahan itu, belakangan ini. Dari pemantauan ANTARA, Minggu, pihak Perum Perumnas kini terus melakukan pematangan lahan dan membangun unit rumah baru, guna mengantisipasi peningkatan permintaan masyarakat terhadap berbagai tipe rumah, terutama tipe kecil, 29 dan 36. Beberapa warga di kawasan perumahan yang dibangun di lahan perbukitan gersang itu mengakui, belakangan ini setiap hari libur, terutama Sabtu dan Minggu, tidak kurang antara 10-15 keluarga yang pindahan menempati rumah di Kotabaru Driyorejo. "Tadinya memang kurang diminati. Tetapi sejak sekitar sebulan terakhir, menyusul semburan lumpur panas di Porong, setiap hari libur ada belasan keluarga baru yang menempati rumah di Kotabaru ini," ungkap Sunarto, yang sudah enam tahun membuka usaha di kawasan itu. Sementara Suroto, yang baru sekitar setahun tinggal di perumahan Jalan Pirus Biru, Kotabaru Driyorejo, juga membenarkan, belakangan ini banyak warga baru, baik menempati rumah sendiri maupun kontrak. Selain itu, banyak warga dari Sidoarjo dan Surabaya, yang berdatangan untuk melihat-lihat kawasan perumahan, guna mencari rumah sesuai yang diminati. Bencana semburan lumpur panas di Sidoarjo, kawasan di selatan Surabaya, telah membuat ribuan jiwa harus mengungsi. Pasalnya, rumahnya tenggelam oleh luapan lumpur, termasuk rumah di kawasan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS), yang terdapat tidak kurang dari 5.000 unit rumah. Di Kotabaru Driyorejo yang telah tersedia angkutan umum trayek Terminal Joyoboyo Surabaya berjarak sekitar 13 kilometer, dan trayek Bangkingan (Surabaya)-Sepanjang (Sidoarjo) itu, pihak Perum Perumnas juga terus memperluas lokasi pembangunan perumahan ke arah perbukitan sekitarnya. Sejumlah alat berat terlihat melakukan pematangan lahan, selain mengupas perbukitan yang tinggi. Sementara ratusan pekerja/tukang terlihat membangun unit rumah baru. Menurut Barkah, yang sudah lebih lima tahun berjualan minuman dan makanan di jalur utama Kotabaru Driyorejo, arus lalulintas kendaraan bermotor di kawasan tersebut, belakangan ini juga terlihat lebih ramai. "Arus lalulintas di perumahan ini yang biasanya normal-normal saja, belakangan ini terlihat lebih padat. Mungkin karena banyaknya kedatangan keluarga baru dan peminat rumah," ucapnya. Namun belum diperoleh konfirmasi data peningkatan pendatang baru dan peminat rumah, karena Kantor Pemasaran Perum Perumnas di Kotabaru Driyorejo itu pada hari libur tutup, tidak seperti pengembang perumahan swasta yang tetap melayani konsumen yang justru meningkat pada hari libur. Peningakatan peminat rumah dan banyaknya kedatangan keluarga baru, juga terjadi di perumahan kawasan Menganti, Kabupaten Gresik, juga di kawasan barat Surabaya, seperti di Perumahan Menganti Permai. Di perumahan yang juga menyediakan areal cukup luas, dan juga telah tersedia angkutan umum ke Terminal Joyoboyo itu, kini terus dilakukan perluasan pematangan lahan dan pembangunan unit baru, dengan menawarkan harga lama, seperti rumah tipe 21/63 seharga Rp54 juta, dan tipe 36/94,5 seharga Rp75 juta dan Rp81 juta. Mengantisipasi perkembangan perumahan di kawasan barat tersebut, Pemkot Surabaya kembali melanjutkan perluasan Jalan Raya Wiyung arah Menganti, sebagai akses utama. Jalan dari simpang tiga Gunung Sari-Raya Mastrip tersebut, sudah sejak lama direncanakan dibangun dua lajur. Namun baru berhasil beberapa kilometer saja, akibat terkendala proses pembebasan lahan yang alot.
Copyright © ANTARA 2006