Polda Sumut terus bekerja keras mencari hingga dapat ratusan napi yang melarikan diri..."
Medan (ANTARA News) - Sebanyak 62 orang dari ratusan narapidana yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Kelas I Medan, Kamis (11/7) sekitar pukul 18.00 WIB, telah berhasil diamankan petugas kepolisian di beberapa tempat.
Pernyataan tersebut ditegaskan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Syarief Gunawan di Medan, Jumat malam, usai buka puasa bersama di Kediaman Pangdam I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Burhanuddin Siagian, di Jalan Jenderal Sudirman.
Kapolda menyebutkan, penangkapan narapidana (napi) tersebut adalah kegigihan personel kepolisian yang dikerahkan ke sejumlah daerah di wilayah hukum Polda Sumut.
Selain itu, kata jenderal bintang dua itu, napi yang diamankan tersebut adalah hasil laporan yang disampaikan oleh masyarakat kepada petugas kepolisian.
"Jadi, warga juga ikut berperan dalam pencaharian dan penangkapan napi yang lari dari Lapas Medan," ucap dia.
Syarief juga menyebutkan, masyarakat yang mengetahui tempat persembunyian napi itu, segera memberitahukan kepada pihak berwajib.
"Polda Sumut terus bekerja keras mencari hingga dapat ratusan napi yang melarikan diri, setelah membakar dan menjebol pintu depan Lapas Medan," ujarnya.
Pantauan Antara pascakerusuhan pembakaran dan kaburnya ratusan napi dari Lapas Medan, sebanyak lebih kurang 500 personel kepolisian telah dikerahkan untuk pengamanan.
Bahkan, mobil Baracuda dan beberapa mobil Polda Sumut, juga disiagakan tidak berapa jauh dari Lapas Kelas I Medan di Jalan Pemasyarakatan.
Lima orang tewas pada peristiwa tersebut. Mereka yang tewas adalah dua petugas Lapas Medan, yakni Kepala Seksi Registrasi Lapas Tanjung Gusta Medan Bona Situngkir dan salah seorang pegawai Lapas Tanjung Gusta Medan HN Naibaho.
Tiga orang korban tewas lainnya adalah napi di Lapas Tanjung Gusta Medan.
Jumlah napi yang menghuni Lapas Medan tersebut tercatat sebanyak 2.016 orang sehingga terjadi kelebihan kapasitas dari daya tampungnya yang hanya sekitar 1.050 orang (M034/Z002)
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013