Beijing (ANTARA) - Tim ilmuwan China baru-baru ini mengungkap proses evolusi unik pada organ makan gajah purba melalui penelitian terhadap rahang bawah dan belalai, sebut Science and Technology Daily pada Jumat (1/12).
Pada awal Zaman Miosen Tengah, sekitar 15 juta tahun yang lalu, Platybelodon, sebuah genus gajah purba dengan rahang bawah berbentuk seperti sekop, mengembangkan pola makan menggulung tanaman dengan belalainya kemudian memotong tanaman dengan rahang bawahnya. Ini merupakan bukti paling awal bahwa belalai gajah memiliki fungsi menggulung.
Para ilmuwan dari Institut Paleontologi dan Paleoantropologi Vertebrata, yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China, merekonstruksi perilaku makan dari kelompok-kelompok utama gajah purba longirostrine melalui penyelidikan fungsional dan ekomorfologis komparatif, serta analisis preferensi makan.
Mereka menemukan bahwa gajah purba dengan berbagai bentuk rahang bawah memiliki kemampuan adaptasi ekologis yang berbeda. Ketika lingkungan berangsur-angsur menjadi kering dan dingin, Platybelodon yang memakan tumbuh-tumbuhan beradaptasi dengan daerah yang relatif terbuka, yang mengarah pada pengembangan fungsi dan fleksibilitas menggenggam pada belalai, menurut Wang Shiqi, peneliti dari institut tersebut.
Wang lebih lanjut menjelaskan bahwa adaptasi perilaku makan di lingkungan terbuka menjadi katalisator evolusi fungsi menggenggam pada belalai gajah. Gajah hanya mengandalkan belalai mereka untuk makan di daerah terbuka, yang akhirnya mengakibatkan kemunduran organ makan sebelumnya, yaitu rahang bawah dan gigi pemotong bawah.
Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal eLife. Selesai
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023