Pengamat politik senior Siti Zuhro saat dihubungi pers di Jakarta, Jumat, mengatakan, elektabilitas bakal capres Golkar itu perlu direview (ditinjau ulang).
"Dalam kehidupan ini, semua kemungkinan sangat terbuka, termasuk dalam politik. Karena tak ada kata absolut. Bahkan, kalau sampai pencapresan Golkar saat ini dianggap absolut, tak bisa direview. Itu bisa merugikan Partai Golkar," katanya.
Menurut Siti, kalau pencapresan Golkar absolut akan merugikan. "Dalam politik itu, kalau absolut membenturkan kepala ke tembok. jangan benturin kepala ke tembok. Golkar sudah dua kali ikut Pilpres, belum pernah memenangkannya, antara lain karena tidak pandai membaca psikologi masyarakat," katanya.
Apalagi, katanya, sebanyak 60--70 persen masyarakat Indonesia tidak golput. Umumnya mereka berasal dari kelas bawah, baik secara pendidikan maupun kesejahteraan. Mereka, dalam menentukan capres yang akan dipilih mengandalkan visual.
"Makanya lebih bagus Golkar mengikuti bagaimana tren, apa yang dibutuhkan negara dan bangsa, apa yang diharapkan masyarakat. Kepada siapa masyarakat ingin mempercayakan suaranya di pilpres. Itu harus dibaca terus," ujarnya.
Sebelumnya, anggota Dewan Penasehat CSIS, Jeffrie Geovanie, mengatakan, jika pemilihan Presiden RI dimajukan hari ini, maka dapat diprediksikan Jokowi, yang merupakan kader PDIP itu akan terpilih sebagai pemenangnya dengan suara di atas 60 persen.
Menurut Jeffrie, PDIP harus menggandeng tokoh senior Golkar untuk dipasangkan dengan Jokowi jika tak berhasil menggaet Demokrat dan Gerindra.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013