Lebih mahal

Jika harga menjadi jaminan kualitas pemain, United sebenarnya di atas The Citizen.

Menurut CIES Football Observatory, total nilai skuad United musim ini adalah 992 juta pound (Rp19,5 triliun), sedangkan City pada 899 juta pound (Rp17,7 triliun). Artinya, United lebih mahal Rp1,8 triliun.

Ironisnya, skuad yang lebih mahal itu, memberikan hasil jauh lebih buruk dari pada skuad yang lebih murah.

Oleh karena itu, mungkin masalahnya bukan pada pemain. Mungkin ini soal pelatih saja, apalagi catatan Manajer Manchester City Pep Guardiola memang lebih hebat dari Manajer Manchester United Erik ten Hag.

Sepanjang melatih City sejak 2016, Guardiola sudah 14 kali mengalahkan Setan Merah.

Sebaliknya, sejak bergabung dengan United pada 2022, ten Hag baru sekali menang dan tiga kali dikalahkan Manchester City.

Tapi Erik 0ten Hag tak bisa dijadikan kambing hitam tunggal untuk memburuknya United yang di ambang terlempar dari Liga Champions.

Ten Hag bergabung dengan klub yang sejak 2013 tak pernah lagi menjuarai liga, walau sudah dilatih David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, Ole Gunnar Solksjaer, dan Ralf Rangnick.

Ini berbeda dengan Guardiola. Pelatih ini bergabung dengan City pada 2016, ketika fondasi juara City sudah kuat setelah dibangun oleh Roberto Manchini dan Manuel Pellegrini.

Manchini mengantarkan City menjuarai liga pada musim 2011-2012, sedangkan Pellegrini mempersembahkan trofi juara liga pada musim 2013-2014.

Saat City menyewa Guardiola, manajemen klub itu memasang target jelas, yakni juara liga dan juara Liga Champions.

Target seperti itu tak pernah benar-benar dibebankan kepada pelatih-pelatih Manchester United pasca Sir Alex Ferguson, termasuk Erik Ten Hag.

Kesuksesan City sendiri tak cuma dibangun oleh Guardiola, tapi juga berkat dukungan pemilik kepada pelatih dalam mengimplementasikan visinya dan mencapai target yang ditetapkan klub kepadanya. Aspek ini tak ada di United.

Lalu, apakah Sir Jim Ratcliffe yang menguasai 25 persen saham United akan membawa hal positif yang gagal dihadirkan Keluarga Glazer?

Belum tentu, apalagi Ratcliffe sendiri belum mampu mengantarkan tim-tim olah raga kepunyaannya ke puncak prestasi, termasuk FC Lausanne di Liga Swiss dan Nice di Liga Prancis.

Namun, ada baiknya dia meniru totalitas Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan di Manchester City.

Walaupun begitu, kehadiran Ratccliffe sudah mulai mengusik zona nyaman di United. Ini sudah merupakan pesan yang membawa harapan. Laga United melawan Newcastle akhir pekan ini bisa memperjelas atau mengaburkan harapan itu.

Baca juga: Ten Hag sayangkan MU gagal bawa pulang tiga poin lawan Galatasaray
Baca juga: Manchester United di ujung tanduk setelah ditahan imbang Galatasaray
Baca juga: Postecoglou sangat kecewa Spurs kalah di kandang dari Aston Villa

 

Copyright © ANTARA 2023