Malang (ANTARA News) - Ribuan jiwa korban banjir bandang di wilayah Malang selatan mulai diserang berbagai jenis penyakit, seperti gatal-gatal, batuk, infeksi saluran pernafasan atas hingga malaria.
"Beberapa warga terindikasi terserang malaria, namun kami yakin malaria tersebut bukan disebabkan gigitan nyamuk ketika dalam pengungsian, tapi karena penyakit yang diderita warga bersangkutan kambuh," tegas Kepala Bidang Tanggap Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setyono, Jumat.
Ia mengemukakan, dari empat desa yang dilanda banjir, hanya Desa Sidoasri yang sejak awal masih minim perhatian, bahkan saat ini warga mulai terjangkit berbagai penyakit Mereka juga terlambat mendapatkan pasokan air bersih dan obat-obatan.
Namun, lanjutnya, saat ini berbagai kebutuhan warga termasuk obat-obatan tesrebut sudah dipasok, bahkan sekitar 60 warga di desa itu sudah mendapatkan penanganan (suntikan) obat dan vitamin.
Bagyo mengakui keterlambatan pasokan berbagai bantuan bahan pokok, air bersih maupun obat-obatan tersebut disebabkan masih simpang siurnya data korban. Namun, sekarang sudah teratasi.
Sementara itu bantuan sembako dan berbagai kebutuhan lain dari sejumlah instansi maupun relawan dan donatur terus mengalir. Bantuan tersebut didrop di halaman Gereja Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Bantuan tersebut tidak hanya berupa paket sembako, tapi juga peralatan dan tenaga medisnya serta obat-obatan. Ada dua dokter siaga di lokasi pengungsian.
Banjir banjir bandang yang terjadi sejak Rabu (10/7) hingga Kamis (11/7) dini hari telah meluluh lantakkan empat desa di Malang selatan. Sedikitnya 849 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa mencapai 3.396 orang di Desa Sitiarjo menjadi korban banjir.
Sementara di Desa Sidoasri sebanyak 1.500 jiwa dan dan di Desa Sidodadi, Gajahrejo, Kecamatan Gedangan mencapai 182 rumah yang mengalami rusak ringan dan berat akibat terjangan banjir tersebut.
Di kawasan Malang selatan, terutama Desa Sitiarjo sudah berulang kali terjadi banjir bandang dan banjir kali ini merupakan yang terbesar selama satu dasa warsa.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013