Tokyo (ANTARA) - Jepang mendesak Amerika Serikat (AS) memastikan keamanan pesawat militer Osprey miliknya, setelah salah satu pesawat tersebut jatuh ke laut di Jepang, Rabu (29/11), hingga menewaskan sedikitnya seorang awak.

"Terjadinya insiden kecelakaan seperti itu menimbulkan kekhawatiran besar di tengah masyarakat di wilayah tersebut," kata Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara di parlemen Jepang, Kamis (30/11).

Kihara meminta pihak AS melanjutkan penerbangan Osprey yang dikerahkan di Jepang usai penerbangan itu dipastikan aman.

Angkatan Darat Pasukan Bela Diri Jepang, yang memiliki armada V-22 Osprey, menangguhkan penerbangan Osprey untuk sementara waktu, kata pejabat senior dari Kementerian Pertahanan Jepang Taro Yamato pada sidang parlemen.

MV-22 Osprey Marinir AS tampil di Chicago Air and Water Show 2022 di Chicago, Amerika Serikat, pada 20 Agustus 2022. (ANTARA/Xinhua/Joel Lerner)

Sebelumnya, Rabu, sebuah pesawat angkut militer Osprey AS yang berbasis di Jepang jatuh di perairan di dekat Pulau Yakushima, Jepang.

Akibat kecelakaan itu, seorang awak ditemukan dalam kondisi tidak sadar di laut, lalu dinyatakan meninggal, demikian menurut badan keamanan laut Japan Coast Guard.

Penyebab kecelakaan dan status tujuh penumpang lainnya masih belum diketahui, ungkap Juru Bicara Japan Coast Guard Kazuo Ogawa.

Japan Coast Guard dan pihak-pihak terkait lainnya terus melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan.

Angkatan Udara AS mengatakan bahwa pesawat angkut tilt-rotor CV-22, yang terlibat dalam sebuah kecelakaan saat menjalani latihan rutin itu, sedang mengangkut delapan awak pesawat.

Japan Coast Guard awalnya menyatakan terdapat delapan awak dalam pesawat Osprey nahas itu, sebelum merevisi jumlahnya menjadi enam dan kembali menjadi delapan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023