Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mencatat hilangnya vetegasi di kawasan Gunung Merbabu menjadi penyebab pemicu banjir bandang yang terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang Alexander Gunawan dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Jumat, menyatakan banjir bandang itu juga dipicu oleh faktor lain seperti hilangnya vegetasi lereng Gunung Merbabu akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada bulan Oktober 2023 di wilayah Kecamatan Getasan.
Hasil asesmen BPBD Kabupaten Semarang dan pihak perhutani, vegetasi berupa pepohonan heterogen hingga semak belukar seluas hampir 500 hektar itu hangus dilalap Si Jago Merah. Hilangnya vegetasi itu kemudian membuat kawasan lereng Gunung Merbabu kehilangan kemampuan untuk menyerap air hujan ke dalam tanah.
Akibatnya, saat hujan turun airnya mengalir bebas tanpa terserap dengan baik menuju ke wilayah permukiman penduduk yang berada di kaki gunung.
"Sisa kebakaran hutan kemarin sekitar 500 hektar vegetasi rusak sehingga ketika terjadi hujan deras di daerah puncak itu tidak ada yang menahan. Maka tanah dan batuan yang ada di situ terbawa arus sampai ke wilayah kami", ujar Alexader.
Kejadian banjir bandang di lereng Gunung Merbabu patut menjadi perhatian bersama. Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mencatat hingga per 29 November 2023 telah ada 817 kejadian karhutla di seluruh wilayah Indonesia.
Dari jumlah tersebut, karhutla juga terjadi di wilayah gunung maupun dataran tinggi seperti Gunung Ciremai, Gunung Arjuno, Gunung Sumbing, Gunung Bromo, Gunung Lawu, Gunung Merbabu, Gunung Agung, dan Gunung Abang.
Baca juga: BPBD Kabupaten Semarang catat kerugian Rp800 juta dari banjir bandang
Baca juga: Banjir bandang landa dua desa di Kabupaten Semarang
Baca juga: Pakar: Penanganan banjir baru sebatas pada sisi gejala
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023