Pemerintah Chile bertanggung jawab untuk memberinya semua bentuk dukungan yang diperlukan karena ia (Belen) menanggung semua konsekuensi fisik dan psikologis yang menghebohkan akibat diperkosa hingga hamil."

Santiago (ANTARA News) - Seorang bocah berusia 11 tahun asal Chile yang diduga diperkosa oleh ayah tirinya hingga hamil seharusnya berhak atas seluruh pilihan kesehatan, termasuk hak untuk melakukan aborsi, kata kelompok hak asasi manusia Amnesty International, Kamis.

Peristiwa itu, yang dikenal dengan kehamilan "Belen", telah memicu aksi protes di negara Andean tersebut, tempat aborsi dilarang untuk semua kasus.

"Pemerintah Chile bertanggung jawab untuk memberinya semua bentuk dukungan yang diperlukan karena ia (Belen) menanggung semua konsekuensi fisik dan psikologis yang menghebohkan akibat diperkosa hingga hamil," kata Guadalupe Marengo dari kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London itu dalam sebuah pernyataan.

Presiden Chile Sebastian Pinera, seorang konservatif, telah meminta Menteri Kesehatan untuk menangani kesehatan Belen "secara pribadi". Pinera telah dikecam atas komentarnya yang menyanjung "kebijaksanaan dan kedewasaan" bocah itu karena ingin tetap mempertahankan kehamilannya.

Ayah tiri Belen, yang berusia 32 tahun, telah dituduh memperkosa Belen selama dua tahun di kota bagian selatan, Puerto Montt.


Aborsi di Amerika Latin

Meskipun pertumbuhan ekonominya, Chile tetap menjadi salah satu negara yang paling konservatif secara sosial di Amerika Latin. Perceraian disahkan pada tahun 2004.

Namun, seperti di banyak negara Amerika Latin yang lain, yang didominasi oleh populasi katolik roma, negara itu sedang mengalami perubahan cara pandang.

Mantan Presiden Chile Michelle Bachelet, yang siap untuk memenangkan pemilihan umum presiden tahun ini, mengatakan dia mendukung legalisasi aborsi dalam kasus pemerkosaan atau kehamilan yang berisiko bagi kesehatan ibu.

Negara-negara Amerika Latin yang lain yang mengizinkan dilakukannya aborsi antara lain Uruguay, Kuba dan bekas koloni Inggris, Guyana. Pemerintah kiri Mexico City memutuskan untuk mengizinkan aborsi dalam 12 pekan pertama kehamilan.

Aborsi di Chile dulu pernah diperbolehkan jika kehamilan menyebabkan resiko kesehatan, tapi kemudian secara menyeluruh dilarang di masa pemerintahan diktator Augusto Pinochet pada periode 1973-1990, kata Human Rights Watch.


Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013