Yerusalem (ANTARA News) - Seorang juru bicara kepolisian Israel mengatakan kepada AFP, tidak ada roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel pada Kamis.
Pernyataan itu bertentangan dengan keterangan yang diberikan sebelumnya bahwa pejuang Palestina dari jalur pesisir yang dikuasai Hamas itu telah menembakkan roket ke wilayah Yahudi tersebut.
"Tidak ada roket yang ditembakkan -- itu alarm palsu," kata Micky Rosenfeld.
Sebelumnya, Rosenfeld mengatakan kepada AFP, "sebuah roket ditembakkan dari Jalur Gaza" dan "mendarat di daerah Negev".
Insiden terakhir saling tembak antara pasukan Israel dan pejuang Gaza terjadi pada 24 Juni, ketika anggota-nggota kelompok garis keras Jihad Islam menembakkan lima roket ke Israel, yang kemudian dibalas dengan serangan-serangan udara.
Hamas bertanggung jawab memastikan bahwa kelompok-kelompok pejuang Palestina menghormati ketentuan gencatan senjata yang ditengahi Mesir yang mengakhiri konfrontasi besar delapan hari dengan Israel tahun lalu.
Israel dan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza terlibat dalam perang delapan hari pada November yang menewaskan 177 orang Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel -- empat warga sipil dan dua prajurit.
Kekerasan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel.
Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 diantaranya disergap oleh sistem anti-rudal Iron Dome.
Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai Rabu (21/11), sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon -- yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.
Menteri Luar Negeri Mesir Mohammed Kamel Amr, yang berbicara pada jumpa pers bersama Hillary, mengatakan di Kairo, penghentian permusuhan Hamas-Israel mulai berlaku pada Rabu pukul 19.00 GMT (Kamis pukul 02.00 WIB).
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013