Ikan lebih murah, dengan Rp 20ribu saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, buat apa beli daging kalau harganya terlalu mahal,"

Samarinda (ANTARA News) - Sejumlah Ibu Rumah Tangga (IRT) di Samarinda, Kalimantan Timur memilih ikan sebagai lauk pauk untuk menu berbuka puasa dan santap sahur sebagai cara menyiasati kenaikan harga daging yang sudah menembus Rp 105 per/kilogram memasuki bulan puasa Ramadhan.

"Ikan lebih murah, dengan Rp 20ribu saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, buat apa beli daging kalau harganya terlalu mahal," tutur Anik IRT yang tinggal di jalan dr Sutomo Samarinda.

Menurut Anik, lauk Ikan tidak kalah nilai gizinya jika disejajarkan dengan daging, apalagi anggota keluarganya juga cukup mengemari aneka santapan ikan sebagai hidangan.

"Buat apa juga cari yang mahal-mahal, terlebih harga semua kebutuhan juga mulai naik sebagai imbas dari kenaikan harga BBM, kalau saya yang penting bisa mengatur pengeluaran dengan baik,"jelas Anik.

Senada dengan Anik, Ibu Ida yang tinggal di jalan Gatot Subroto Samarinda juga lebih menyenangi berbelanja non daging untuk kebutuhan sehari-hari.

"Harga daging tidak naik saja saya jarang membeli daging,apalagi jaman seperti ini, mending belanja yang terjangkau saja,"tutur Ida.

Pedagang daging di Pasar Segiri Muhammda Fauzi mengaku, sejak kenaikan harga daging mencapai Rp 100 ribu, memang konsumen terutama dari kalangan IRT mulai menurun.

Beruntung dia masih punya langganan sejumlah konsumen tetap yang memiliki usaha dagang bakso dan warung, yang masih rutin untuk membeli daging meskipun harga sudah lumayan tinggi.

"Kalau sebelum harga naik, saya biasanya habis dua sampai tiga ekor sapi setiap harinya, tapi saat ini paling banter laku hanya dua ekor, itupun hanya langganan tetap dan bukan dari konsumen IRT,"jelas Fauzi.

Pewarta: Arumanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013