Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyebutkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gedebage mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) hingga 60 ton per hari.
"TPST Gedebage targetnya pada 4 Desember 2023 sudah operasional dengan enam mesin gibrik dengan target 60 ton sampah untuk bisa diselesaikan," kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna di Bandung, Kamis.
Ema mengatakan untuk pengolahan sampah organik di TPST Gedebage akan menggunakan metode maggotisasi. Sedangkan untuk sampah anorganik akan digunakan menjadi bahan bakar alternatif (Refuse Derived Fuel/RDF).
Baca juga: Pemkot Bandung manfaatkan 2 hektare lahan TNI AD untuk TPST
“Untuk penyelesaian sampah organik itu dicacah dulu oleh mesin gibrik yang akan jadi pakan maggot. Di lokasi itu sudah dibangun 175 biofoam untuk kandang maggot,” katanya.
Ema menambahkan, dengan aktivitas pengolahan sampah di TPST Gedebage ini, maka sampah yang dibuang ke TPA hanya residu atau sisa sampah yang sudah tidak bisa diolah.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudy Prayudi menyebut saat ini progres TPST Gedebage tinggal membangun hanggar untuk manggot.
"Pengecoran sudah selesai, biofoam sudah selesai, tinggal pembuatan hanggar," katanya.
Baca juga: Kota Bandung kembangkan Kang Empos atasi sampah jadi kompos
Setelah selesai dibangun dan dioperasikan, TPST Gedebage ditargetkan bisa mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi sekaligus mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.
Selain itu, pihaknya terus mendorong masyarakat untuk menyelesaikan sampah organik di level rumah tangga dengan mengembangkan sistem pengolahan sampah Kang Empos (karung, ember, dan kompos). Dengan begitu, ia berharap masa kedaruratan sampah dapat segera berakhir.
Baca juga: Status darurat sampah Kota Bandung diperpanjang hingga akhir tahun
"Kita fokus pengolahan sampah organik. Di skala rumah tangga dengan Kang Empos juga di skala kelurahan dengan maggotisasi," kata Dudy.
Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023