Jakarta (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Aceh Tengah Provinsi Aceh mendata sebanyak 493 unit rumah guru dan pengawas di daerah tersebut rusak berat dan tidak layak huni lagi akibat gempa 6,2 skala richter pada Selasa (2/7).
"Kita mendata rumah-rumah yang rusak berat dan tidak bisa dihuni lagi," kata Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Aceh Tengah Zulham Syam yang dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Dia merincikan, sebanyak 21 unit rumah guru Taman Kanak-kanan di daerah tersebut rusak berat, 312 unit rumah guru Sekolah Dasar, 70 unit rumah guru Sekolah Menengah Pertama, 57 unit rumah guru SMA sederajat serta 33 unit rumah pegawai dan pengawas.
Sementara data sekolah yang rusak jenjang TK sebanyak 94 unit rusak berat dan 38 unit rusak sedang. Total TK yang rusak sebanyak 132 unit. Bangunan SD yang rusak sebanyak 133 unit dengan rincian rusak berat sebanyak 94 unit dan rusak sedang 39 unit.
Sedangkan untuk bangunan SMP total yang rusak sebanyak 30 unit dengan rincian rusak berat 13 unit dan rusak sedang 17 unit. Bangunan SMA sederajat yang rusak sebanyak 23 unit dengan rincian rusak berat tujuh unit dan rusak sedang 16 unit.
"Paling banyak sarana pendidikan yang rusak di Kecamatan Ketol," tambah dia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data sementara kerusakan rumah sebanyak 16.019 unit rumah rusak, dimana 6.178 rusak berat, 3.061 rusak sedang, dan 6.780 rusak ringan.
Di Aceh Tengah pendataan telah selesai dilakukan dan dikunci oleh pemerintah, yaitu 13.862 unit rumah rusak, dimana 5.516 rusak berat, 2.750 rusak sedang, dan 5.596 rusak ringan.
Data berdasarkan "by name, by address dan by picture". Sedangkan data sementara di Bener Meriah sebanyak 2.157 unit rumah rusak, yaitu 662 rusak berat, 311 rusak sedang, dan 1.184 rusak ringan.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013