Hutan bakau ini akan mencegah erosi pantai, mengendalikan banjir, menyimpan karbon, dan menyediakan habitat hasil air payau di sepanjang Sungai Kupah

Jakarta (ANTARA) - Produsen cat PT Mowilex Indonesia (Mowilex) menuntaskan komitmen untuk melakukan penanaman mangrove sebanyak 50 ribu pohon di seluruh tanah air selama tahun ini dengan menanam 25 ribu pohon bakau di Desa Sungai Kupah, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat akhir Oktober 2023.

Menurut CEO PT Mowilex Indonesia Niko Safavi di Jakarta, Kamis, penanaman 25 ribu bibit mangrove di Kalimantan Barat tersebut merampungkan program penanaman yang sebelumnya sudah dilakukan pada beberapa wilayah, dimulai pada penanaman 5.000 bibit di Sungai Tukad Mati, Bali.

Kemudian penanaman 10.000 bibit bakau di Langkat, Sumatera Utara dan penanaman 10.000 bibit di Desa Juru Seberang Provinsi Bangka Belitung.

"Hutan bakau ini akan mencegah erosi pantai, mengendalikan banjir, menyimpan karbon, dan menyediakan habitat hasil air payau di sepanjang Sungai Kupah," katanya melalui keterangan tertulis.

Dikatakannya proyek penanaman bakau di Sungai Kupah tersebut juga sebagai dukungan terhadap upaya pelopor lingkungan setempat, Rudi Hartono yang berhasil mengubah perilaku masyarakat yang awalnya melakukan penebangan mangrove pada desa mereka.

Beberapa pohon ditebang untuk dijadikan tambak udang, sebagian lagi ditebang untuk bahan bangunan atau briket arang.

Rudi Hartono memberikan edukasi secara terus menerus dan hasil ekonomi dari menjaga dan menanam mangrove semenjak tahun 2017. Atas usahanya tersebut, ia memenangkan Penghargaan Kalpataru 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Bakau menyimpan karbon dalam jumlah besar dan menyediakan pertahanan alami terhadap banjir, topan dan erosi pantai. Mangrove juga secara alami menyaring nitrat dan fosfat.

"Deforestasi telah menyebabkan banjir air laut di Desa Sungai Kupah. Dengan mendukung upaya penanaman kembali hutan bakau yang dilakukan oleh Hartono, kami membantu melindungi pantai, mengurangi risiko banjir, dan menciptakan habitat baru bagi ikan, burung, dan makhluk hidup lainnya," ujar Niko.

Sementara itu Hartono menambahkan penanaman 25.000 bibit bakau merupakan investasi untuk menyelamatkan lingkungan dan menjadi sumber pendapatan masyarakat dari penjualan bibit bakau, sabun yang terbuat dari bakau, dan hasil alam seperti udang, kepiting, dan ikan, yang dapat diolah oleh masyarakat menjadi keripik.

Baca juga: Mangrove, penyeimbang keanekaragaman hayati dan upaya mitigasi bencana
Baca juga: Riau dapat bantuan Bank Dunia Rp800 miliar buat rehabilitasi mangrove

Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023