Jakarta (ANTARA News) - PT Ford Motor Indonesia (FMI) menyumbangkan sebuah mobil Ford Focus berbahan bakar bensin campur etanol hingga 20 persen kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai bahan penelitian penggunaan bahan bakar tersebut. "Hari ini, kami menyumbangkan satu unit Ford Focus kepada BPPT, dan kami berharap tim peneliti BPPT dapat mengembangkan penetilian mereka mengenai penggunaan etanol sebagai bahan bakar. Kami juga sangat menantikan kelanjutan dari penelitian ini," kata Presiden Direktur FMI, Richard Baker, di sela-sela acara The Indonesian Motor Show ke-14, di Jakarta Convention Center, Jumat. Peluang pemasaran kendaraan berbahan bakar alternatif, menurut Richard, sangat besar mengingat cadangan bahan bakar minyak sudah sangat menurun. "Apalagi pemerintah sudah menyatakan niat untuk memastikan 10 persen dari semua kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak diubah menggunakan biofuel pada 2015," katanya. Ford, lanjut dia, mempunyai kendaraan dengan berbagai tenaga alternatif dari tenaga hidrogen, listrik, sampai compressed natural gas, etanol, biodiesel, berbagai tipe diesel, dan minyak sayur. Namun Ford menekankan pada teknologi yang paling cepat dapat diaplikasikan, yaitu mobil berbahan bakar etanol. "Di AS kami punya 1,5 juta mobil berbahan bakar etanol di jalan-jalan, bahan bakarnya campuran 85 persen etanol dan 15 persen bensin. Jadi saat infrasrukturnya mendukung maka permintaan akan meningkat," katanya. Pengenalan mobil berbahan bakar biofuel di Indonesia saat ini, menurut dia, sangat penting. Selain Ford Focus, Ford Ranger dan Ford Everest dapat menggunakan campuran minyak kelapa hingga lima persen. "Semua produk Ford Focus yang kami jual sekarang dapat menggunakan etanol sebagai bahan bakar," katanya. Tantangan terbesar bagi pemerintah untuk pengalihan mobil berbahan bakar minyak ke biofuel, kata Richard, adalah penyediaan infrastruktur untuk suplai bahan bakarnya. "Itu membutuhkan kejelasan sumber daya alam, tempat penyulingan dan bagaimana mendistribusikannya," jelasnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006