Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menyarankan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan untuk mencermati kemungkinan adanya permainan spekulan yang memanfaatkan Ramadhan dan Lebaran untuk mencari keuntungan dengan menimbun atau memainkan harga.
"Untuk menjaga harga barang di pasar tetap stabil, kami meminta agar Mentan dan Mendag mencermati kemungkinan adanya permainan spekulan yang memanfaatkan situasi selama musim hari raya keagamaan," kata Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kewaspadaan terhadap adanya spekulan perlu dilakukan karena pihaknya telah mendapat laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa ketersediaan barang di pasar cukup.
"Sebab laporan dari BPS menunjukkan bahwa neraca ketersediaan itu positif, artinya ketersediaan barang itu cukup," ujarnya.
Selain itu, kata Hatta, pihaknya juga sudah meminta Bulog (Badan Urusan Logistik) mengintervensi pasar untuk menjamin ketersediaan barang sepanjang Ramadhan -Idul Fitri hingga Natal dan Tahun Baru 2014.
"Tentu saja dengan cara mengintervensi pasar kita harapkan harga-harga bahan pokok akan turun atau stabil," tuturnya.
Intervensi pasar itu dilakukan dengan melancarkan pasokan barang ke pasar melalui pembukaan "keran" impor.
"Akan diintervensi pasarnya, dengan membuka `keran` impor. Pasokan akan ditambah dengan mendatangkan melalui Bulog, terutama untuk daging," jelasnya.
"Itu akan dilakukan dengan mempercepat kedatangan `feed lotter` (anak sapi) yang untuk jatah akhir tahun dimajukan ke depan, ada 109 ribu ekor," lanjutnya.
Sebelumnya, Badan Urusan Logistik menyatakan akan menjual daging sapi impor seharga Rp75.000 per kilogram pada sepekan sebelum Idul Fitri.
"Kalau modalnya Rp60.000 sampai Rp70.000 per kilogram, kami jual sekitar Rp75.000," kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso.
Sutarto mengatakan alokasi impor daging yang terima Bulog sebesar 3.000 ton sapi sesuai yang disetujui Kementerian Perdagangan.
Dia menjelaskan kunjungannya ke Australia beberapa waktu lalu untuk mensurvei produsen daging sapi dengan pangsa besar.
Dia juga mengatakan sudah mengimpor sebanyak tiga persen daging sapi dari New Zealand dibanding negara lain.
"Kalau negara maju sudah punya perencanaan yang mau `nyembelih` siapa dan mau dikirim ke mana dalam satu tahun," katanya.
Sutarto mengaku sudah meminta ditugasi untuk mengimpor daging oleh Kemendag sejak Maret 2013.
Terkait importasi, dia mengatakan bisa dipercepat bila dengan pesawat terbang.
"Kalau betul disetujui melalui pesawat, artinya persetujuan yang dikeluarkan bisa dipercepat. Tapi, pesawat ada batasnya karena kargo," katanya.
Sutarto menyebutkan anggaran untuk mengimpor daging tersebut berkisar Rp200 miliar hingga Rp300 miliar.
"Kalau 3.000 ton, perhitungan modal kami Rp60.000-Rp70.000 rupiah per kilogram, kira-kira Rp200 miliar hingga Rp300 miliar," katanya.
Dia juga menyebutkan importasi daging sapi tersebut sehari bisa mencapai 20 ton dengan maskapai dalam negeri dan akan dipelajari melalu maskapai Australia yang rutenya lebih pendek.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013