Sarana teknis akan digunakan untuk memantau campur tangan manusia dalam distribusi organ, kata Deng Haihua, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional dan Keluarga Berencana (NHFPC) China dalam konferensi pers, Rabu.
Menurut Deng, sistem tersebut telah dikembangkan sejak 2010 dan siap diberlakukan secara nasional setelah uji coba sukses.
Ia mengatakan, seluruh pasien yang masih ada dalam daftar tunggu penerima sumbangan organ akan diranking berdasarkan tingkat kebutuhannya.
"Sistem akan digunakan sejalan dengan kebijakan penyaluran organ dan secara otomatis akan mencocokan organ dan pasien penerimanya berdasarkan kebutuhan medis, juga kecocokan donor dan penerima," kata Deng seperti dikutip Xinhua.
Komisi kesehatan juga akan memperkenalkan aturan terkait cara memperoleh, menyalurkan dan mengelola organ agar proses penyaluran lebih transparan, katanya tentang sistem yang sifatnya wajib diterapkan itu.
Data Komisi Kesehatan menunjukkan bahwa selama masa uji coba, 38 institusi yang terdaftar menerima 720 organ dari 353 donor melalui sistem tersebut.
China merupakan negara kedua dengan permintaan transplantasi organ tertinggi di dunia. Sekitar 300 ribu pasien menderita kegagalan fungsi organ tiap tahun, tapi hanya 10 ribu operasi transplantasi organ dilakukan karena donor kurang.
China memperkenalkan sistem donasi organ pada 2010 dengan Komunitas Palang Merah sebagai pihak mandiri ketiga yang memfasilitasi dan mengawasi prosedur penyumbangan organ.
Saat ini, organ manusia di China diperoleh dari tiga sumber; donasi dari tahanan yang dieksekusi, keluarga yang telah meninggal, dan penduduk biasa.
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013