Ilustrasi lapangan olahraga fullball (ANTARA/HO/Fullball)



Cara bermain

Hal yang paling menonjol dalam cara bermain Fullball dibandingkan dengan olahraga lain adalah  aturan revolusionernya dalam pemakaian bola.

Dalam olahraga konvensional, penggunaan bola dibatasi hanya pada anggota tubuh tertentu, seperti tangan untuk bola voli dan basket, serta kaki untuk sepak bola.

"Fullball mengubah paradigma dengan memperbolehkan penggunaan kaki dan tangan secara bersamaan oleh seluruh pemain," kata Kirana.

Dalam tiap permainan, terdapat lima pemain lapangan yang bergabung membentuk satu tim, dan dalam pertarungan resmi, setiap tim membawa kehadiran lengkap dengan 7 hingga 12 anggota yang memiliki hak main, serta delegasi pendamping termasuk pelatih kepala dan staf medis yang siap memberikan dukungan.

Tidak terbatas dalam perubahan pemain, tiap tim memiliki kebebasan strategis untuk melakukan substitusi, selama mereka melaporkan ke meja lapangan dan pemain pengganti siap beraksi begitu dipanggil oleh wasit.

Dalam aturan resmi Fullball disebutkan bahwa dari sisi komposisi pemain,  Fullball membedakan pemain dalam empat posisi berdasarkan peran masing-masing dalam permainan.

Pertama, Hustler sebagai penjaga gawang. Hustler ibarat ratu di atas papan catur. Dengan mobilitas tanpa batas, dia secara eksklusif menguasai red zone dan menentukan tempo permainan.

Kedua, Midlane, pemain yang mengisi bagian di depan hustler. Midlane memiliki tugas vital dalam membantu hustler menjaga pertahanan, mengontrol bola, dan menjadi arsitek utama dalam serangan tim.

Ketiga, Sidelane, yakni pemain yang mengisi posisi sayap yang menjadi jembatan antara serangan dan pertahanan,  Mereka menjadi tulang punggung dalam membantu pertahanan dan merancang serangan balik.

Keempat, frontliner, yakni pemain yang berfungsi sebagai ujung tombak yang berdiri paling dekat dengan pertahanan lawan. Posisi ini adalah tempat bagi pemain dengan akurasi lemparan dan tendangan terbaik dalam sebuah tim.

Sama dengan cabang olahraga yang sifatnya permainan, fullball pun menentukan pemenang melalui raihan poin. Dalam hal ini,  pemain fullball dapat mencetak skor melalui dua metode unik, yakni memasukkan bola ke gawang lawan dengan tangan maupun kaki, atau mengenai target di atas gawang.

Dalam pertandingan yang melibatkan dua tim yang masing-masing terdiri dari 5 pemain tersebut, para pemain berusaha mencetak poin dengan cara menendang bola ke gawang lawan atau melemparkan bola ke target dari luar hand zone.

Taktiknya melibatkan tendangan presisi dan lemparan strategis, dimana setiap gol atau target mencetak poin yang berbeda.

Dua poin tercatat ketika pemain membidik sasaran dengan akurasi prima, entah itu melalui sentuhan tangan atau poin bisa didapat dengan keahlian kaki untuk melesatkan bola ke gawang lawan dari luar hand zone.

Di sisi lain, kepiawaian pemain yang menendang bola dan menghantarkannya tepat ke target lawan dari luar hand zone akan mendapatkan tiga poin.

Pertandingan fullball terdiri dari 2 babak, masing-masing berdurasi 20 menit, tanpa perhitungan waktu tambahan.

"Namun, jika hanya untuk bersenang-senang diperbolehkan untuk bermain selama 10 menit saja per babaknya," kata Kirana.

Dilihat dari aturan mainnya, fullball bisa dikatakan revolusi di bidang olahraga. Kalau diibaratkan musik, fullball bisa dibandingkan dengan genre musik fusion yang memadukan dua atau lebih gaya musik,  seperti gospel, jazz, rhythm and blues, dan musik country.

Namun, karena fullball tercipta di Indonesia, bisa juga olahraga yang memadukan sepak bola dan bola basket ini dibandingkan dengan musik campursari, genre musik yang mencampurkan (crossover) beberapa genre musik kontemporer Indonesia.

Terlepas dari semua itu, olahraga fullball yang kelahirannya dibidani anak-anak muda Indonesia, adalah bukti bahwa kawula muda Indonesia itu penuh kreativitas, imajinatif, dan inovatif.

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023