Selain kompetisi yang juga libur selama Ramadhan, biaya untuk menggelar latihan juga tidak sedikit, sehingga lebih baik pemain diliburkan dulu..."

Malang (ANTARA News) - Para pemain Arema yang berlaga di ajang Liga Primer Indonesia diliburkan selama 1,5 bulan demi efesiensi anggaran karena tim berjuluk Singo Edan itu sedang mengalami krisis finansial.

Manajer Arema Liga Primer Indonesia (LPI) Haris Fambudy, Kamis, mengakui anak asuh Abdurrahman Gurning tersebut menjalani libur panjang sebelum menjamu Semen Padang di Stadion Gajayana 24 Agustus.

"Selain kompetisi yang juga libur selama Ramadhan, biaya untuk menggelar latihan juga tidak sedikit, sehingga lebih baik pemain diliburkan dulu, apalagi Arema masih punya cukup waktu untuk melakoni pertandingan terdekatnya menjamu Semen Padang," katanya, menegaskan.

Sebab, kata Haris, kalau tetap menggelar latihan selama Ramadhan ini, manajemen harus mengeluarkan biaya operasional latihan minimal sebesar Rp1 juta per hari untuk sewa lapangan, transportasi serta akomodasi bagi pemain dan pelatih.

Pemain, lanjutnya, baru akan menjalani latihan kembali sebagai persiapan menjamu Semen Padang pada 15 Agustus dan tim masih punya waktu selama sepekan untuk persiapan.

Meski libur cukup panjang, katanya, pelatih Abdurrahman Gurning meminta pemain untuk tetap menjaga kondisi kebugaran dan menjalani latihan sendiri agar pada saat berlatih kembali 15 Agustus nanti pemain tidak sampai kelebihan berat badan dan kondisi fisiknya tetap prima.

Kalaupun ada pemain yang kelebihan berat badan pada saat berlatih kembali setelah libur panjang, tegas Haris, manajemen tidak bisa berbuat apa-apa, termasuk memberikan sanksi tegas, karena manajemen juga belum bisa membayar hak pemain berupa gaji.

"Kami hanya bisa berharap para pemain bersikap profesional saja, artinya ketika diberikan libur panjang, mereka paham akan tanggung jawabnya sebagai pemain untuk menjaga kondisi fisiknya tanpa harus diminta," tegasnya.

Pada musim kompetisi tahun lalu Arema LPI masih menjadi salah satu klub paling mapan di LPI, karena masih ditangani oleh Ancora. Namun, kondisi itu berubah total setelah Ancora menyerahkan pengelolaan Arema LPI kepada kubu Winarso.

Beberapa tahun lalu Arema hanya ada satu, yakni Arema Malang. Namun, seiring berjalannya waktu yang diawali dengan Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) di Malang, kompetisi menjadi terbelah dan sejumlah klub pun terbelah, tak terkecuali Arema.

Manajemen Arema yang saat itu dipegang Ancora menjadi terbelah, ada yang ingin ikut LPI dan ada yang tetap berada di LSI, sehingga klub pun menjadi dua, Arema LPI dan Arema LSI.

Arema LPI tetap dipegang Ancora dan Arema LSI didanai oleh konsorsium yang ber-home base di Stadion Kanjuruhan, sementara Arema LPI tetap di Stadion Gajayana bersama Persema.

Namun, pada musim kompetisi 2013, Arema LPI menjadi rebutan dua kubu dan akhirnya Ancora menyerahkannya ke kubu Winarso yang mengaku memiliki legalitas hukum, sedangkan Arema LSI dikelola oleh Ijen Nirwana hingga saat ini.

Karena tidak ada sponsor yang mendanai kompetisi Arema LPI, kondisi klub tersebut saat ini mengalami krisis finansial dan harus berhemat untuk menyelesaikan kompetisi musim ini. (E009)

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013