Kita harus ingat, kalau perempuan sudah melakukan hal yang jelek ini akan berdampak pada anak-anaknya. Tingkatkan keimanan jaga akhlak agar tetap menjadi wanita yang bermartabat."
Bogor (ANTARA News) - Fenomena banyaknya wanita terjerat kasus korupsi para pejabat dan pengusaha membawa keprihatinan tersendiri bagi istri mantan Presiden Indonesia Abdurahman Wahid, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid.
"Banyak perempuan dijadikan upeti, diupetin untuk tindakan kecurangan dan korupsi," kata Sinta saat menghadiri acara sahur bersama dengan lintas agama di Pondok Pesantren Al Ghazaly, Kota Bogor, Kamis.
Menurut Sinta, fenomena tersebut terjadi salah satunya karena persamaan hak antara laki-laki dan perempuan yang sudah terjadi.
Perempuan mempunyai hak untuk memiliki kedudukan sama dengan laki-laki.
"Sehingga hal apapun yang dilakukan laki-laki, juga dilakukan perempuan," kata Sinta.
Hal ini juga, lanjut Sinta, didorong oleh nafsu yang dimiliki oleh wanita. Sama halnya juga yang dimiliki laki-laki.
Perempuan, lanjut Sinta memiliki banyak kelebihan yang diberitakan Allah SWT, selain memiliki sifat lembut, penyayang, juga dalam segi pekerjaan lebih telitik ulet dan gigih dari laki-laki.
"Bagi sebagian wanita, mereka menginginkan hak yang sama dengan laki-laki, hingga hal-hal negatif diikutin juga," kata Sinta.
Kejahatan yang dilakukan wanita, kata Sinta, juga disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor ekonomi, dan kehormatan sehingga terseret ke tindak kriminalitas.
Untuk melindungi diri, lanjut Sinta, dengan meningkatkan keimanan bagi wanita dan menyadari peran pentingnya sebagai ibu yang melahirkan serta mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik.
"Kita harus ingat, kalau perempuan sudah melakukan hal yang jelek ini akan berdampak pada anak-anaknya. Tingkatkan keimanan jaga akhlak agar tetap menjadi wanita yang bermartabat," katanya.
Sinta menambahkan, Ramadhan adalah salah satu momentum dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seseorang. Baginya puasa adalah sekolah yang mengajarkan untuk sabar dan kejujuran yang menjadi pegangan agar terhindar dari perbuatan tercela. (*)
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013