Mereka mendapat cukup banyak senjata berbagai jenis... dan mereka menggunakan senjata-senjata itu secara aktif."

Moskow (ANTARA News) - Seorang pemimpin oposisi mengecilkan peluang bagi rencana perundingan perdamaian dengan mengatakan bahwa musuh-musuh Presiden Bashar al-Assad hanya akan hadir jika mereka membuat kemajuan terlebih dahulu soal militer, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Rabu.

Ahmad Jarba, presiden baru kelompok oposisi Koalisi Nasional Suriah, mengatakan kepada Reuters hari Minggu bahwa pihaknya tidak akan datang ke konferensi yang sedang diupayakan Rusia dan Amerika Serikat untuk diselenggarakan itu kecuali keadaan di medan perang ada kemajuan.

"Kalau kita mengikuti logika ini, kita tidak akan pernah bisa melakukan pertemuan apapun," kata Lavrov ketika ditanya tentang masalah tersebut dalam jumpa pers setelah ia bertemu dengan menteri luar negeri Belarus.

Rusia dan Amerika Serikat mengatakan pada 7 Mei lalu bahwa mereka akan berusaha membawa pemerintah Suriah dan perwakilan oposisi untuk duduk bersama dalam sebuah konferensi dalam upaya mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang itu sejak Maret 2011.

Namun, sejauh ini belum ada keterangan mengenai tanggal konferensi itu akan berlangsung.

"Mitra-mitra kami dari Barat mengambil tanggung jawab untuk membawa pihak oposisi menghadiri konferensi Jenewa tanpa syarat-syarat apapun," kata Lavrov.

Rusia mengatakan keluarnya Assad dari tampuk kepemimpinan tidak boleh dipakai sebagai syarat untuk proses perdamaian.

Rusia, yang memberikan dukungan diplomatik sangat penting bagi Assad, telah mengemukakan bahwa hambatan-hambatan utama terselenggaranya konferensi adalah tidak adanya kesatuan ataupun komitmen di antara kelompok-kelompok oposisi.

Para diplomat mengatakan keberhasilan baru-baru ini yang dicapai oleh pasukan Assad telah membuat kecil kemungkinan baginya untuk mencari kompromi di medan perang. Assad juga dilihat telah membuat penentangnya tidak mau berunding tanpa mendapatkan posisi yang lebih kuat.

Lavrov mengatakan kebuntuan di Kongres AS menyangkut rencana-rencana Gedung Putih untuk mengirimkan persenjataan kepada para pemberontak Suriah hanya akan memberikan dampak kecil terhadap posisi pihak oposisi dalam konferensi perdamaian yang direncanakan.

"Mereka mendapat cukup banyak senjata berbagai jenis... dan mereka menggunakan senjata-senjata itu secara aktif," ujarnya.


Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013