Warsawa (ANTARA) - Sebanyak 1,8 juta warga Polandia -hampir 5 persen dari populasi- hidup dalam kemiskinan ekstrem, dengan 400 ribu di antaranya adalah anak-anak dan 300 ribu pensiunan, menurut laporan baru.
Berdasarkan data dari Kantor Pusat Statistik Polandia (GUS) pada 2022, laporan dari Szlachetna Paczka, sebuah pusat penelitian independen, menyebutkan bahwa keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrem hanya memiliki uang 20 zloty Polandia (sekitar Rp78.282) per hari untuk bertahan hidup.
Hidup dalam kemiskinan ekstrem didefinisikan harus bertahan hidup dengan uang sebesar 753,92 zloty (sekitar Rp2,9 juta) untuk rumah tangga dengan satu orang dan 670,15 zloty (sekitar Rp2,6 juta) per bulan untuk anggota keluarga dalam rumah tangga yang terdiri dari banyak orang.
Hampir 12 persen warga Polandia -sekitar 4,5 juta jiwa- hidup dalam kemiskinan, dan hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka, menurut laporan tersebut.
"Seorang anak yang kelaparan tidak memiliki kesempatan yang sama untuk bisa sekolah. Dia tidak punya energi, pendiam, sehingga cenderung tidak belajar membangun hubungan dengan teman sebaya. Dia juga tidak punya siapa pun untuk dimintai bantuan. Dia terjebak dalam lingkaran setan," masih menurut laporan tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa tiga persen warga Polandia tidak mampu membeli kebutuhan pokok, misalnya makanan dan sabun.
Sebanyak 41 persen rumah tangga di Polandia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar biologis dan sosial, kata laporan itu.
Lebih lanjut, laporan itu juga menemukan bahwa orang miskin sering kali bukan pengangguran, tetapi bekerja dengan upah rendah.
Pada 2018, sebanyak 1,7 juta pekerja Polandia berisiko hidup miskin, dan bahwa setiap sepertiga warga Polandia tidak memiliki tabungan apa pun dalam enam bulan terakhir.
Biaya hidup masih meningkat pada 2022, dengan harga makanan naik hampir 22 persen dan harga sewa rumah lebih dari 20 persen.
Baca juga: Dubes Polandia ingin perbanyak kerja sama Indonesia di Poland Festival
Baca juga: Menkeu: Polandia merupakan mitra penting bagi Indonesia
Penerjemah: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023