Beijing (ANTARA News) - Pembicaraan China dengan Amerika Serikat terkait keamanan dunia maya, yang dibayangi pembocoran pengawasan elektronika Amerika Serikat oleh mantan mata-mata Edward Snowden, berjalan baik, kata media pemerintah pada Rabu.
Kedua pihak, menurut media pemerintah itu, berjanji meningkatkan kerja sama.
Keamanan dunia maya adalah salah satu topik utama untuk pembicaraan tingkat tinggi antara dua ekonomi terbesar di dunia itu pekan ini, saat kedua negara saling melontarkan tuduhan tentang serangan peretas pada masing-masing negara.
Aksi Snowden membocorkan pengawasan elektronik Amerika Serikat
di seluruh dunia telah memberi China argumen untuk membalas keluhan Amerika Serikat bahwa China mencuri kekayaan intelektual pribadi (IP)
dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan pusat penelitian.
Tapi kantor berita resmi China, Xinhua, menyiratkan bahwa pembicaraan itu, yang dilakukan di sela-sela dialog keamanan strategis pada Senin dan Selasa, telah mengalami kemajuan.
"Kedua negara melakukan diskusi mendalam tentang keamanan dunia maya, termasuk mekanisme kelompok kerja bilateral dunia maya, aturan dunia maya internasional, dan langkah-langkah untuk meningkatkan
dialog dan kerjasama keamanan dunia maya, "kata Xinhua.
Kedua belah pihak, katanya, sepakat untuk meningkatkan operasi kelompok sehingga bisa "memainkan peran positif dalam meningkatkan rasa saling percaya, mengurangi saling curiga, menangani sengketa dan memperluas kerjasama", tambahnya.
"Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan pertemuan informal pada waktu yang tepat sebelum dialog keamanan strategis berikutnya," katanya.
Pembicaraan itu dilakukan setelah nada positif yang disampaikan oleh Presiden Barack Obama dan Presiden baru Cina Xi Jinping pada pertemuan puncak bulan lalu di California. Namun demikian, Obama menuntut Cina untuk menghentikan tindakan yang ia sebut mematai-matai dunai maya "di luar batas".
Kecurigaan Cina atas niat Amerika Serikat sangat mengakar.
China Daily melaporkan pada Rabu bahwa dalam lima bulan pertama tahun ini sekitar sepertiga serangan peretas pada komputer China tampaknya berasal dari Amerika Serikat.
Selain itu, total 249 laman pemerintah dan akademis Cina diretas antara Januari sampai Mei, 54 di antaranya tampaknya menjadi target alamat Internet Protocol (IP) yang berbasis di Amerika Serikat, menurut harian berbahasa Inggris itu.
"Sulit untuk mengatakan dari data itu apakah ancaman ini dibuat semata-mata untuk alasan politik, namun laman Pemerintah Cina tampaknya lebih menjadi target," kata Du Yuejin dari Tim Reaksi Darurat Komputer dan Pusat Koordinasi Cina kepada surat kabar itu.
China telah secara konsisten membantah tuduhan peretas yang dilancarkan oleh Amerika Serikat.
Sikap China tampaknya menjadi makin kaku dengan bocornya pengawasan luas Badan Keamanan Nasional (NSA) dan pernyataannya bahwa badan tersebut menyusup ke infrastruktur jaringan penting di universitas-universitas di China dan Hong Kong, demikian Reuters.
(G003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013