dengan formula MOPS+alpha sekarang, konsumen membeli harga BBM yang dipatok pemerintah. Perubahan baru terjadi kalau pemerintah menaikkan atau menurunkan harganya.

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengkaji pemberian subsidi bahan bakar minyak bersubsidi secara tetap sebagai solusi mengatasi fluktuasi harga minyak dunia.

"Pemerintah akan membicarakan rencana pemberian subsidi tetap tersebut pada Kamis besok. Kami diundang Kemenkeu untuk membahas opsi `fix` subsidi BBM ini besok (Kamis)," kata Direktur BBM Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Djoko Siswanto, di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, saat ini, mekanisme subsidi memakai formula harga BBM di pasar Singapura (mean oil platt`s of Singapore/MOPS) ditambah biaya distribusi dan marjin (alpha). Artinya, subsidi yang diberikan ke konsumen berfluktuasi mengikuti harga BBM di pasar internasional.

"Sedangkan, kalau subsidi tetap, maka jumlahnya tetap misalkan Rp1.000 atau Rp2.000 per liter," ujarnya.

Namun, lanjutnya, pemberian subsidi tetap itu akan berdampak pada harga BBM ke konsumen yang berfluktuasi mengikuti harga pasar minyak dunia.

"Bisa naik atau turun," katanya.

Penetapan harga BBM dengan mekanisme subsidi tetap bisa dilakukan dalam periode tertentu misalkan dua minggu atau satu bulan sekali.

Sementara, dengan formula MOPS+alpha sekarang, konsumen membeli harga BBM yang dipatok pemerintah. Perubahan baru terjadi kalau pemerintah menaikkan atau menurunkan harganya.

Djoko menambahkan, dengan subsidi tetap maka pemerintah tinggal mengatur volumenya.

"Subsidi tidak terpengaruh lagi pada kurs dan harga minyak. Dengan demikian, realisasi subsidi BBM kemungkinan bisa lebih sesuai target juga akan mengurangi penyelewengan BBM," katanya.

Saat ini, dengan formula MOPS+alpha, subsidi BBM tahun 2013 diperkirakan mencapai hampir Rp200 triliun.
Subsidi itu dengan memakai asumsi harga minyak 108 dolar AS per barel, kurs Rp9.600 per dolar, dan volume 48 juta kiloliter.

Sedangkan, subsidi BBM tahun 2014, diperkirakan mencapai Rp190--220 triliun dengan asumsi volume 51,04--52,41 juta kiloliter, harga minyak 100-115 dolar per barel, dan kurs Rp9.600--9.800 per dolar.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013