"Tim Perancis di babak semifinal telah mengalahkan Mali dengan skor 2-1. Kami punya dua hari untuk mempersiapkan diri untuk final dan ingin membawa pulang trofi," kata Pelatih Perancis U-17, Jean Luc Vannuchi, seusai mengalahkan Mali dengan skor 2-1 di Stadion Manahan Solo, Selasa malam.
Jean Luc Vannuchi mengatakan pertandingan melawan Mali sangat ketat. Prancis bermain intensif dan baik dalam membangun serangan dari belakang maupun bertahan.
Selain itu, katanya lagi, para pemain bermain dengan sangat percaya diri dan terlihat pada babak kedua mereka bisa memberikan tekanan pada pertahanan lawan.
Gol Perancis dicetak oleh Yvann Titi untuk menyamakan kedudukan 1-1 dan pada menit terakhir babak pertama tercipta gol kedua dicetak oleh pemain dengan nomor punggung 10, Ismael Bounet, pada menit 69 sehingga mengubah kedudukan menjadi 2-1 untuk Perancis.
Baca juga: Prancis tembus final Piala Dunia U-17 setelah taklukkan 10 pemain Mali
"Ismail sangat cocok bermain teknis. Kami banyak menyiapkan diri untuk pertandingan semifinal ini dan ternyata Ismail bisa mencetak gol kedua dengan langsung menembak ke tiang jauh yang sangat sulit diantisipasi kiper lawan," katanya.
"Kami di final selanjutnya bertemu Jerman yang pada pertandingan sebelumnya mengalahkan Argentina. Jadi final yang baik, dua tim Eropa masuk ke final. kami punya dua hari untuk mempersiapkan diri di final untuk membawa pulang trofi ke Tanah Air," katanya.
Sementara Pelatih Mali Soumalia Coulibaly mengatakan, anak-anak asuhnya sebenarnya memainkan pertandingan yang baik melawan Perancis. Namun, sayangnya di pertandingan ini timnya dapat kartu merah sehingga harus bermain 10 orang.
"Meski kami menciptakan banyak peluang, tapi kami tidak bisa bermain dengan baik. Kami mungkin tidak beruntung ketika wasit memberikan kartu merah," katanya.
Baca juga: Mali ingin torehkan sejarah di Piala Dunia U-17 2023
Baca juga: Preview Prancis vs Mali: Dua gaya berburu satu tujuan
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023