Pemerintah diharapkan dapat menjaga inflasi agar tetap stabil."

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu sore bergerak melemah tipis senilai lima poin karena didorong sentimen negatif eksternal yang masih mendominasi.

Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta sore ini bergerak melemah lima poin menjadi Rp9.955 dibanding posisi sebelumnya Rp9.950 per dolar AS.

"Sentimen negatif eksternal, terutama dari China, menjadi faktor tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," ujar pengamat pasar modal Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan, pada tahun ini ekspansi China melambat karena turunnya ekspor-impor China pada bulan Juni 2013 sehingga diperkirakan memberi dampak negatif bagi ekonomi dunia.

Ekspektasi bank sentral AS (the Federal Reserve/the Fed) mengurangi stimulus keuangannya, sehingga menambah sentimen negatif bagi mata uang berisiko.

Di tengah kondisi itu, menurut dia, pelaku pasar cenderung menempatkan dananya dalam bentuk dolar AS karena lebih dapat menjaga nilai.

Selain itu, lanjut dia, sentimen negatif juga datang dari lembaga dana moneter internasional (IMF) yang merevisi turun proyeksi ekonomi dunia dari 3,3 persen menjadi 3,1 persen pada tahun 2013.

Faktor dari dalam negeri, kata Ruly, ekspektasi inflasi yang masih tinggi masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

"Pemerintah diharapkan dapat menjaga inflasi agar tetap stabil," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya menjadi Rp9.970 dibanding posisi sebelumnya (9/7) Rp9.960 per dolar AS. (*)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013