Jakarta (ANTARA News) - "Ketika Korea Selatan memiliki Gangnam Style, maka Indonesia juga harus dapat memiliki Garuda Style," demikian ditegaskan Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan saat menjadi panelis pada diskusi mengenai Aid for Trade, Value Chains and Intra-Asian Trade dalam forum The 4th Global Review of Aid for Trade di Jenewa, Swiss.
Gita dalam keterangan tertulis Kemendag, Rabu, mengungkapkan pernyataan tentang "Gangnam Style" dan "Garuda style" ini bukan tentang tarian ala Korea Selatan yang tersohor itu.
"Tapi tentang bagaimana perekonomian Korea Selatan dapat maju begitu pesat dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujar Mendag di hadapan 43 Menteri negara-negara anggota WTO dan 1.500 peserta acara yang berlangsung pada 8 Juli tersebut.
Mendag menyampaikan bahwa Korea Selatan memiliki empat kekuatan utama, yaitu perkembangan teknologi, kesejahteraan ekonomi, budaya, dan demokratisasi.
Sementara, Indonesia saat ini juga memiliki modal utama yang sangat penting untuk menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, diantaranya keamanan, stabilitas moneter, stabilitas fiskal, dan stabilitas demografi.
Mendag menjelaskan bahwa saat ini terjadi peningkatan kerja sama Selatan-Selatan khususnya dalam kerangka "aid for trade" dan semakin banyak negara berkembang yang terlibat dalam "aid for trade".
"Hal ini disebabkan karena negara berkembang memiliki pengalaman secara langsung mengenai efektivitas pengelolaan bantuan guna meningkatkan kapasitas dalam investasi dan perdagangan internasional," ujarnya.
Menurut data Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), setiap kegiatan "aid for trade: akan mengakibatkan efek ganda yang cukup besar, misalnya, dalam setiap satu dolar AS yang digunakan dalam "aid for trade" akan meningkatkan ekspor sebesar delapan dolar di negara berkembang dan 20 dolar di negara miskin.
Dalam diskusi panel ini, selain Mendag RI, turut menjadi panelis adalah Menteri Perindustrian dan Keuangan Laos, Nam Viyaketh; President Federation of Pakistan Chambers of Commerce, Zubair Ahmed Malik; dan Executive Secretary, United Nations Economic and Social Commission for Asia and The Pacific.
Pewarta: Desy Saputra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013