"BI memprediksi akan terjadi peningkatan kebutuhan uang di Sumsel pada Ramadhan 2013 sehingga memproyeksikan angka Rp4,2 triliun, sdangkan pada 2012 hanya Rp3,2 triliun," kata Asisten Direktur Bidang Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Dadan M Sadrah di Palembang, Rabu.
Ia mengemukakan, kebutuhan uang yang beredar diperkirakan bakal meningkat karena kemajuan ekonomi di dua provinsi itu yang didongrak oleh komoditas ekspor yakni sawit, karet, batu bara, dan timah.
Selain itu, kebiasaan masyarakat melakukan penukaran uang untuk perayaan Lebaran juga mendongkrak jumlah kebutuhan uang yang beredar dalam bentuk pecahan.
"Pada tahun ini terdapat 42 kantor perbankan yang akan turut melayani penukaran uang. Jumlah ini jauh meningkat mengingat pada tahun sebelumnya hanya 14 kantor bank," katanya.
Ia menerangkan, pelayanan penukaran uang itu akan dimulai pada tiga minggu sebelum Idul Fitri atau sekitar 10 hari.
"BI sendiri melibatkan banyak perbankan untuk membuat nyaman masyarakat, artinya tidak mesti datang ke kantor BI karena setiap bank juga melayani," ujarnya.
Nominal uang yang diminati masyarakat relatif tidak berbeda dengan tahun lalu yakni Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000.
"Untuk pencahan uang Rp1.000 memang tidak diproduksi lagi karena terakhir dicetak Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) tahun 2011, namun telah disediakan gantinya yakni berupa uang logam," katanya.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013