Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan China akan ikut aktif berperan dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (COP-UNFCCC) ke-28 atau COP-28.

"China akan bekerja sama dengan semua pihak untuk mendukung kepresidenan Uni Emirat Arab dan menggunakan 'global stock take' (GST) sebagai peluang meningkatkan implementasi, memperkuat langkah-langkah pendukung dan bersama-sama membangun sistem tata kelola iklim global yang adil, logis dan saling menguntungkan," kata Wang di Beijing, China pada Selasa.

COP-28 akan dilangsungkan pada 30 November-12 Desember 2023 di Dubai, Uni Emirat Arab, dan akan dihadiri lebih dari 190 negara peratifikasi UNFCCC.

GST merujuk pada kemajuan kontribusi penurunan emisi gas rumah kaca nasional setiap negara(NDC) untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050.

"Akan ada paparan GST pertama sejak Perjanjian Paris mulai berlaku. Hal ini akan menjadi tonggak penting," tambah Wang.

China juga bekerja sama secara bilateral dengan Uni Emirat Arab guna mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang diklaim terbesar di dunia, PV2 Al Dhafra sebagai salah satu bentuk kerja sama Prakarsa Sabuk dan Jalan.

Baca juga: COP28: Sekjen PBB ajak pemimpin dunia akhiri siklus pemanasan global

"Pembangkit listrik tersebut dapat memasok listrik untuk 200.000 rumah tangga, mengurangi 2,4 juta ton emisi karbon per tahun, dan meningkatkan rasio energi ramah lingkungan di UEA menjadi lebih dari 13 persen. Deretan panel PV (Photovoltaics) telah membentuk 'oasis energi' di gurun Abu Dhabi," papar Wang.

Wang menyebutkan China bukan hanya membangun jaringan pembangkit listrik ramah lingkungan terbesar di dunia, namun juga memberikan dukungan dan bantuan kepada negara-negara berkembang.

China disebut ikut membangun proyek energi ramah lingkungan lain seperti proyek pembangkit listrik tenaga angin Sachal di Pakistan, pembangkit listrik tenaga surya Noor III di Maroko, pembangkit listrik tenaga PV Al Kharsaah di Qatar, pembangkit listrik tenaga surya PV2 Al Dhafra di Maroko dan pembangkit listrik PV Garissa di Kenya.

"Semua ini adalah contoh nyata tindakan China berdasarkan visi pembangunan ramah lingkungan, mendukung pembangunan dan pengoperasian infrastruktur rendah karbon, serta meningkatkan kerja sama internasional," kata Wang.

Berdasarkan laporan UNFCCC pada 2022, emisi global akan meningkat hampir 14 persen selama dekade ini. Kemudian dari data UNFCCC 2023, kebijakan saat ini membawa dunia ke kenaikan suhu 2,8 derajat celcius pada akhir abad ini.

Baca juga: Presiden Xi Jinping tidak akan hadiri COP-28

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023