Produk pertanian kebanyakan produksinya hanya dikonsumsi di negeri sendiri, padahal peluang ekspor cukup besar

Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Fakultas Pertanian Universitas Jember (Unej) menggandeng usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan mahasiswa wirausaha untuk menjajaki pasar internasional diawali dengan webinar bertema "Dinamika dan Strategi Ekspor Produk Agribisnis Indonesia" di Auditorium kampus setempat, Selasa.

"Produk pertanian kebanyakan produksinya hanya dikonsumsi di negeri sendiri, padahal peluang ekspor cukup besar," kata Dekan Fakultas Pertanian Unej Prof Soetriono di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Menurut dia, UMKM menilai bahwa selama ini ekspor produk pertanian itu sulit, padahal sebagai perantara pasar saja bisa mengekspor yang dibuktikan dengan beberapa mahasiswanya yang berhasil ekspor vanili dan tembakau meskipun tidak memproduksi hasil pertanian.

"Tidak usah berskala besar, skala kecil pun bisa ekspor, misalkan harga vanili Rp1.500 – Rp2.500 per kilogramnya. Kalau sampai 10-20 kg lumayan untuk usaha kecil-kecilan," tuturnya.

Menurut dia, program itu terkait dengan bagaimana mahasiswa dan UMKM yang ada di Jember bisa melakukan ekspor produk pertanian dengan mudah karena hasil penelitiannya tentang potensi dan peluang besar pertanian di Indonesia untuk skala ekspor.

"Seperti ekspor kopi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, namun keberlanjutan nya tidak dapat terpenuhi, padahal peluang pasar sudah sangat besar dan hal itu yang harus dibenahi," katanya.

Ia menjelaskan bahwa tidak hanya kualitas dan kuantitasnya, namun kontinyuitas itu menjadi tolak ukur suatu eksportir, sehingga diharapkan dengan kegiatan itu dapat mendorong mahasiswa dan UMKM bisa menjajaki pasar internasional.

"Produk-produk di Indonesia cukup banyak misal kopi, cengkeh dan vanili itu sangat berpotensi, tetapi bagaimana memetakan potensi dan pasar yang dituju, sehingga perlu adanya pendampingan," ujarnya.

Soetriono berharap mahasiswa mampu mencari peluang tentang potensi terkait dengan perdagangan internasional, sebagai bekal salah satu kompetensi mahasiswa Fakultas Pertanian mampu bergerak di bidang ekspor dan impor produk pertanian.

Sementara dari pihak UKM Eksporter Indonesia menyebutkan bahwa ada beberapa tantangan ekspor yakni digitalisasi, kompetitor, perubahan pola buyer, sumber daya manusia (SDM), kecepatan dan ketepatan.

Baca juga: Mendag sebut pertemuan Indonesia-China bahas hambatan ekspor pertanian

Baca juga: Indonesia dan Timor Leste perkuat kerja sama di bidang peternakan

Baca juga: Kota Banjarmasin ekspor ratusan tanaman hias ke Amerika Serikat

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023