Sidoarjo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, membuat sebanyak 27 ribu lubang resapan biopori melalui gerakan satu aparatur sipil negara (ASN) dua lubang biopori guna mengantisipasi banjir.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sidoarjo Makhmud di Sidoarjo, Selasa, mengatakan pembuatan biopori ini merupakan bentuk kepedulian anggota Korpri terhadap lingkungan dan mendorong semangat dalam bekerja dan berkontribusi melayani kepentingan publik serta mewujudkan fungsinya sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca juga: Pemkab Sidoarjo buat sudetan guna tangani banjir Tanggulangin
"Pada kesempatan ini kami membuat biopori sebanyak 60 titik di sekitar Balai Desa Tropodo sebagai titik awal yang dilanjutkan oleh seluruh ASN Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang jumlahnya 13.500 orang. Setiap orang membuat 2 biopori sehingga ada 27 ribu lubang biopori yang menyebar di wilayah Kabupaten Sidoarjo,” kata Makhmud.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor menyampaikan bahwa gerakan ini sebagai aksi nyata dari ASN Pemkab Sidoarjo peduli lingkungan sebagai antisipasi banjir dan mengurangi sampah organik rumah dan perkantoran.
Baca juga: Pemkab Sidoarjo genjot normalisasi sungai antisipasi banjir
"Pembuatan lubang resapan biopori dapat memberikan beberapa manfaat seperti mengurangi sampah organik, menyuburkan tanah, membantu mencegah banjir dan genangan air hujan serta meningkatkan penyerapan air tanah," kata Gus Muhdlor sapaan akrab Ahmad Muhdlor.
Gus Muhdlor mengatakan jumlah lubang biopori yang dibuat ASN sebanyak 27 ribu lubang. Pembuatannya di rumah masing-masing. Bagi ASN yang tinggal di luar Sidoarjo pembuatan lubang biopori dilakukan di kantor-kantor pemerintah tempat bekerja serta di ruang terbuka hijau.
Baca juga: Sidoarjo percepat pembangunan enam kisdam tangani banjir
"Lubang biopori dibuat dengan diameter 10-30 centimeter. Adapun kedalamannya 50-120 centimeter. Selain berfungsi sebagai resapan, biopori juga berfungsi mengurangi sampah organik rumah tangga dan perkantoran," ucapnya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023