Indonesia memiliki peluang sangat besar menjadi produsen EV baterai dan lithium baterai untuk kendaraan listrik.

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan Indonesia memiliki peluang sangat besar menjadi produsen baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Menurut Jerry, Indonesia memiliki cadangan nikel nomor satu di dunia dengan jumlah kurang lebih 30 persen dari cadangan dunia.

"Indonesia memiliki cadangan nikel nomor satu di dunia, jumlahnya kurang lebih 30 persen dari cadangan dunia. Dengan potensi itu, Indonesia memiliki peluang sangat besar menjadi produsen EV baterai dan lithium baterai untuk kendaraan listrik," ujar Jerry, di Jakarta, Selasa.

Jerry menyampaikan, pemerintah telah merancang strategi besar untuk mengembangkan industri EV di Indonesia. Salah satunya, menciptakan ekosistem mobil listrik dan baterai kendaraan listrik (EV) melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.

Pemerintah juga telah memberikan insentif bagi konsumen agar semakin banyak yang membeli mobil listrik. Beberapa di antaranya, potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 10 persen, Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) sebesar 0 persen, uang muka minimum sebesar 0 persen, dan suku bunga rendah untuk kendaraan listrik.

Menurut Jerry, Indonesia saat ini sedang meminta dukungan dari negara maju, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea untuk memberikan bantuan terkait peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pertukaran informasi. Diharapkan, nantinya ASEAN mampu menjadi salah satu industri EV yang kuat.

"Kendaraan listrik dan produk lokal harus kita pertahankan. Keberpihakan pemerintah pada produk lokal harus ditunjukkan dan dilakukan," kata Jerry pula.
Baca juga: RI mau jadi produsen "stainless steel" dan baterai EV dari hilirisasi
Baca juga: Luhut yakin RI jadi produsen baterai kendaraan listrik terbesar 2027

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023