"Sejak 17 Juli sampai 26 November 2023, Kementerian Kominfo telah menemukan 96 isu hoaks Pemilu yang tersebar dalam 355 konten. Kami sudah berhasil melakukan take down sebanyak 290 konten, sedangkan 65 konten lainnya sedang diproses," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi di Jakarta, Selasa.
Secara lebih rinci, temuan isu hoaks dengan topik Pemilu pada Juli terdapat sebanyak enam temuan, lalu pada Agustus ditemukan 18 hoaks, September terdapat 13 kasus, dan jumlahnya mulai meningkat signifikan mulai Oktober dengan 20 temuan, serta November ada 39 kabar palsu.
Baca juga: Menkominfo ajak media perangi hoaks Pemilu ciptakan ruang digital aman
Dari sebaran jumlah konten, konten hoaks tentang Pemilu itu paling banyak berada di media sosial Facebook dengan total 312 konten, sebanyak 274 konten telah diputus aksesnya dan 38 konten sedang ditindaklanjuti.
Selanjutnya konten-konten hoaks mengenai Pemilu juga ditemukan di TikTok, YouTube, Twitter (X), dan Snack Video. Untuk TikTok ditemukan sebanyak 21 konten, YouTube 17 konten, X terdapat tiga konten, dan SnackVideo ada dua konten.
Sebanyak empat konten telah diputus aksesnya di TikTok sementara 17 konten sisanya tengah ditindaklanjuti, lalu untuk YouTube telah memutus sebanyak 10 konten dengan 7 konten masih ditindak lanjuti.
Berikutnya untuk X telah memutus akses ke satu konten hoaks dan masih menindaklanjuti dua konten, dan SnackVideo ada satu konten telah diputus dan satu konten lainnya masih dianalisis.
Budi mengatakan kerja sama dengan para pihak platform media sosial telah dijalin dan diperkuat menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 agar ruang digital Indonesia bisa bebas dari konten-konten bermuatan negatif yang berpotensi memecah belah masyarakat.
Baca juga: Kemenkominfo ingatkan penyebar hoaks Pemilu 2024 bisa dijerat hukum
Setiap media sosial pun telah memiliki kampanye yang diharapkan dapat memperkuat pesan kampanye Kementerian Kominfo untuk Pemilu yaitu Pemilu Damai 2024.
"Semua platform sosial media itu sudah bekerja sama dan berkomunikasi baik dengan kami. Mulai dari Meta, Google, TikTok itu mereka semua punya komitmen yang sama untuk bersama-sama menjaga platform mereka dengan narasi-narasi pemilu damai," kata Budi.
Budi juga mengajak masyarakat apabila menemukan informasi yang kebenarannya tidak meyakinkan terkait Pemilu 2024 agar bisa melaporkan ke platform digital atau secara langsung ke Kementerian Kominfo di kanal web aduankonten.id atau pun di kanal web Bawaslu jarimuawasipemilu.bawaslu.go.id.
Harapannya dengan demikian pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan tersebut tetap menjaga semangat demokrasi yang sehat dan menyelamatkan masa depan bangsa.
Ia pun mengajak masyarakat untuk berbagi konten yang positif saat mengusung pilihannya dan tidak menjelek-jelekan kontestan lainnya.
"Jadi bijak bersuara, bijak bermain media sosial, supaya dapat menjaga Pemilu di 2024 ini menjadi sejuk dan damai. Lalu kalau mau menunjukkan dukungan jangan buat konten yang menjelek-jelekan tapi tampilkan hal positif dari yang didukung. Jangan sampai merendahkan martabat orang lain," begitu pesan Menteri Budi.
Baca juga: Tiga tingkatan penanganan hoaks oleh Kemenkominfo
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023