Beijing (ANTARA News) - Polisi di daerah Tibet, China barat daya menembaki satu kelompok biksu dan warga lainnya yang berkumpul untuk memperingati hari ulang tahun pemimpin spritual mereka Dalai Lama, mencederai setidaknya dua orang, kata satu kelompok hak asasi manusia.
Insiden di Ganzi, Provinsi Sichuan terjadi Sabtu saat mereka berkumpul di satu gunung keramat untuk merayakan ulang tahun ke-78 Dalai Lama yang tinggal di pengasingan itu, kata kelompok Kampanye Internasional untuk Tibet yang bermarkas di Amerika Serikat.
Beijing menganggap Dalai Lama, yang melarikan diri dari China tahun 1959 setelah satu pemberontakan yang gagal terhadap kekuasaan China,seorang separatis. Dalai Lama, yang berpangkalan di India mengatakan ia hanya berjuang bagi otonomi yang lebih luas bagi kampung halamannya di Himalaya itu.
Polisi bersenjata dan tentara dalam jumlah besar dikerahkan, dengan satu sumber melaporkan setidaknya tujuh truk tentara dan kendaraan polisi berada di lokasi itu," kata kelompok itu dalam satu surat elektronik, Selasa.
Pasukan keamanan berusaha mencegah para warga Tibet melakukan pertemuan-pertemuan dan persembahan, tetapi menurut dua sumber Tibet di pengasingan, beberapa warga Tibet yang hadir menyatakan bahwa membakar dupa bukan satu kejahatan," tambahnya dalam pernyataan itu.
"Tanpa peringatan, kata beberapa sumber Tibet, polisi melepaskan tembakan ke massa yang tidak bersenjata itu dan menggunakan gas air mata.
Dua biksu kena tembak di kepala dan beberapa orang lainnya luka parah, kata kelompok itu.
Kendatipun pasukan China sering menggunakan taktik yang kaku untuk mencegah protes-protes di daerah-daerah Tibet, mereka jarang menggunakan senjata-senjata api.
Para pejabat yang dihubungi melalui telepon di Ganzi mengatakan mereka tidak tahu tentang insiden itu.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan mereka juga tidak tahu tentang berita itu, tetapi mengatakan Dalai Lama menggunakan kesempatan hari lahirnya untuk meningkatkan agenda separatisnya.
"Kami mengharapkan orang dapat melihat secara jelas kebenaran sejati kasus ini," kata juru bicara kementerian itu Gua Chunying kepada wartawan.
Setidaknya 119 warga Tibet membakar diri mereka untuk memprotes kekuasaan China sejak tahun 2009, sebagian besar di daerah yang banyak tinggal warga Tibet di provinsi-provinsi Sichuan, Gansu dan Qinghai bukannya dalam apa yang disebut China Daerah Otonomi Tibet. Sebagian besar meninggal, demikian Reuters melaporkan.
(SYS/H-RN/H-AK)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013