Mewujudkan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional rasanya masih tetap sebagai slogan atau jargon saja,"

Jakarta (ANTARA News) - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) menyatakan sampai saat ini koperasi belum menjadi soko guru perekonomian nasional apalagi diperhitungkan sebagai pelaku ekonomi yang penting seperti BUMN dan perusahaan swasta.

"Mewujudkan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional rasanya masih tetap sebagai slogan atau jargon saja," kata Ketua Majelis Pakar Dekopin Teguh Boediyana di Jakarta, Selasa.

Padahal pada 12 Juli 2013, Indonesia akan memperingati hari ulang tahun ke-66 koperasi, tetapi tetap saja semangat berkoperasi hanya terjadi pada saat peringatan hari koperasi setiap 12 Juli.

Padahal, kata dia, sejak era Orde Baru peringatan hari koperasi hampir selalu dihadiri oleh presiden atau wakil presiden sebagai pemimpin tertinggi negara.

"Kehadiran pemimpin tertinggi harusnya membuat pemerintah sadar pada eksistensi koperasi," katanya.

Namun, nyatanya saat ini bahkan koperasi semakin terlihat termarginalisasi dan terpinggirkan,

"Banyak faktor yang menyebabkan wadah koperasi semakin pudar. Salah satunya kurangnya komitmen pemerintah untuk memberdayakan koperasi," katanya.

Ia berpendapat keberadaan Kementerian Koperasi dan UKM atau pun UU Nomor 17/2012 tentang perkoperasian bukanlah hal yang esensial sebagai wujud komitmen pemerintah pada koperasi.

Hal yang lebih penting, kata Teguh, justru komitmen para pemegang otoritas di negara kita termasuk presiden, menteri, dan pimpinan lembaga tinggi negara untuk memberdayakan koperasi di semua sektor kegiatan ekonomi dan sosial.

"Secara kasat mata kita melihat adanya egosektoral dan ketidaksamaan persepsi tentang pentingnya wadah koperasi sebagai instrumen untuk mewujudkan demokrasi ekonomi di berbagai kementerian," katanya.(H016/I007)

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013