Secara teknik selesai pada akhir tahun ini. Karena saat ini progresnya sudah 96,16 persen

Kupang (ANTARA) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), selesai pada akhir tahun 2023.

"Secara teknik selesai pada akhir tahun ini. Karena saat ini progresnya sudah 96,16 persen," kata Kepala Satuan Kerja (Satker) Bendungan I BWS NT II Frengky Welkis di Kupang, Senin.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), yang merupakan bendungan terbesar di NTT.

Bendungan Temef merupakan satu dari tujuh bendungan yang menjadi program Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan pasokan air bersih bagi masyarakat di NTT.

Bendungan Temef memiliki panjang puncak bendungan 535 meter dan tinggi 54 meter, sementara itu daya tampung bedungan mencapai 45 juta meter kubik air.

Bendungan itu dibangun di atas lahan seluas 489 hektare. Keberadaan bendungan itu sendiri nantinya mampu mengairi kawasan pertanian atau persawahan di daerah itu seluas 4.500 hektare.

Baca juga: Waskita Karya lanjutkan pembangunan Bendungan Temef Paket IV

Baca juga: Kemenkeu: Pembangunan tiga bendungan di NTT berlanjut di 2023

Sementara untuk kebutuhan air baku memiliki kapasitas 131 liter per detik. Bendungan itu juga dibangun dan disiapkan menjadi kawasan pariwisata serta potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau Minihidro (PLTM) 2 x 1 megawatt.

Lebih lanjut kata Frengky saat ini yang sedang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan PT Nindya Karya adalah penyelesaian pekerjaan bangunan pelimpah, pekerjaan puncak bendungan.

Selain itu juga dilakukan penataan landscape dan arsitektural termasuk pekerjaan hidromekanikal untuk pengambilan serta pembersihan area genangan secara bertahap terutama pada lahan yang sudah dibebaskan.

"Untuk kendala yang dihadapi saat ini tidak ada. Karena cuaca masih kondusif karena hujan juga belum terlalu mengganggu aktivitas pelaksanaan," tambah dia,

Lebih lanjut, kata dia, secara keseluruhan untuk pekerjaan fisik diperkirakan bisa sesuai target, terkecuali yang berhubungan dengan lahan yang masih berproses untuk pengisian waduk nanti.

Lebih lanjut, kata dia, jika bendungan tersebut telah selesai dibangun, masih butuh waktu lagi untuk pengisian.

"Hitungan lama waktunya diatur dalam proses pengisian dan pengamatan kondisi keamanan bendungan saat pengisian, sehingga dari simulasi kita membutuhkan waktu kurang lebih 60 hari sejak pengisian awal (termasuk waktu pemantauan keamanan) sudah melimpas," ujar dia.

Baca juga: Menteri PUPR puji pembangunan bendungan Temef di NTT

Baca juga: Waskita: Pembangunan Bendungan Temef NTT capai 78 persen, selesai 2022

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023