...menghentikan pertempuran dan menawarkan perdamaian pada bulan ini...
PBB (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon, Senin, menyerukan kepada pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dan para pemberontak untuk meletakkan senjata mereka selama bulan suci Ramadhan.

Dalam sebuah pernyataan, Ban mengatakan Ramadhan adalah salah satu dari empat bulan pada kalender Islam di mana pertempuran-pertempuran seharusnya berhenti, demikian seperti yang dikutip dari Reuters.

"Oleh karena itu, demi rakyat Suriah, saya ingin mengimbau semua pihak di Suriah untuk menghormati kewajiban agama ini untuk setidaknya, minimal, satu bulan, (melakukan gencatan senjata)," kata Ban menjelang Ramadhan, yang dimulai pada Selasa.

"Saya menyerukan setiap unit militer dari tentara reguler dan Tentara Pembebasan Suriah, bagi setiap orang yang memegang pistol, untuk menghentikan pertempuran dan menawarkan perdamaian pada bulan ini dan secara kolektif demi rakyat mereka - dan untuk melakukannya di Suriah," katanya.

Selama lebih dari dua tahun, pasukan Bashar dan pemberontak bertekad untuk mengusir dia yang telah terkunci dalam konflik yang telah meningkat menjadi sebuah perang saudara sektarian.

Perserikatan Bangsa Bangsa memperkirakan bahwa setidaknya 90.000 orang telah tewas sejak pemberontakan dimulai pada Maret 2011.

Presiden baru dari oposisi Koalisi Nasional Suriah, Ahmad Jarba, mengatakan pada Minggu, bahwa dia siap untuk menawarkan gencatan senjata kepada tentara Bashar selama bulan suci umat Islam itu.

"Saya sadar bahwa beberapa orang mungkin melihat ini sebagai imbauan realistis," kata Ban. "Perdamaian abadi hanya akan datang melalui perundingan yang serius. Tetapi saya yakin bahwa rakyat Suriah memiliki hak untuk menanyakan hal ini kepada semua orang yang mengaku berjuang atas nama mereka."

Ban juga menyerukan pembebasan para tahanan oleh pemerintah dan pasukan oposisi.

"Laporan-laporan yang layak dipercaya mengatakan ratusan, bahkan ribuan, perempuan dan anak-anak ditahan di berbagai pusat penahanan resmi dan tidak resmi di seluruh negeri," kata Ban.

"Kelompok-kelompok oposisi bersenjata juga memiliki banyak orang ditahan yang bukan merupakan tawanan perang."

Rusia dan Amerika Serikat telah berusaha sejak Mei untuk mengatur sebuah konferensi perdamaian yang melibatkan wakil-wakil dari pemerintah Suriah dan pemberontak, tetapi perselisihan tentang siapa yang harus berpartisipasi dan keengganan kedua pihak membuat rencana Rusia-Amerika itu tampak semakin tidak realistis, kata para diplomat PBB.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013