Pangandaran (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat siang bergabung dengan masyarakat Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, melaksanakan shalat Jumat, yang diikuti dengan shalat ghaib bagi para korban yang meninggal dalam gempa bumi dan tsunami yang melanda pantai Pangandaran, Senin lalu (17/7). Shalat Jumat dilaksanakan di Mesjid Agung Al Istiqomah, Pangandaran, yang juga diikuti antara lain KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dan sejumlah menteri yang berada dalam rombongan Presiden. Dalam sambutannya usai mengikuti shalat, Presiden Yudhoyono kembali mengajak rakyat Indonesia, terutama mereka yang tertimpa musibah, agar bertawakal sekaligus bersyukur kendati ditimpa bencana. Bersyukur ujarnya, patut dilakukan oleh mereka yang selamat dari bencana dan oleh mereka yang keluarganya menjadi korban dalam musibah. "Keluarga yang kehilangan orang-orang yang dicintainya harus bersyukur karena mereka gugur secara sahid," kata Presiden Yudhoyono. Presiden juga meminta masyarakat untuk meningkatkan keimanan dalam menyikapi bencana, termasuk dengan menghindarkan diri untuk mempercayai tahayul. Sambil menekankan lagi agar masyarakat tidak mempercayai tahayul, Yudhoyono mengajak masyarakat menyikapi bencana melalui kacamata keimanan dan kacamata keilmuan. Dalam kesempatan tersebut, ia menerangkan bahwa terjadinya gempa bumi adalah sebuah hal yang wajar sebagai fenomena alam, mengingat planet Bumi yang didiami manusia selalu bergerak mengitari porosnya dan mengitari Matahari. "Negara manapun tidak terbebas dari bencana, baik itu gempa bumi, tsunami, topan dan lain-lain yang merupakan gejolak geologi atau geofisika," katanya. Indonesia sendiri, katanya, menerangkan berada di wilayah yang berbatasan dengan lempeng-lempeng Bumi yang digambarkannya seperti jahitan bola jaman dahulu. Ia menyebutkan tiga lempeng yang berada di wilayah Indonesia adalah Lempeng Indo Australia, Lempeng Pasifik dan Eurosia. Gerakan-gerakan lempeng yang bertabrakan ujarnya, sering menimbulkan gempa bumi. "Kalau tabrakan lempeng besar secara naik turun, itulah yang bisa menimbulkan tsunami," katanya. Dengan keadaan geologi Indonesia yang seperti itu, Presiden menghimbau agar masyarakat senantiasa menyiapkan diri untuk menghindarkan dampak bencana jika terjadi. (*)
Copyright © ANTARA 2006