Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.35 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-21 dengan angka 110 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 39 mikrogram per meter kubik.
Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Kemudian, kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama, yaitu Delhi (India) di angka 393, urutan kedua Lahore (Pakistan) di angka 361, urutan ketiga Karachi (Pakistan) di angka 252 dan urutan keempat Kolkata (India) di angka 244. Urutan kelima Hanoi (Vietnam) di angka 175, urutan keenam Dhaka (Bangladesh) di angka 163.
Urutan ketiga belas Tel Aviv-Yafo (Israel) di angka 141, urutan keempat belas Ho Chi Minh, (Vietnam) di angka 136, urutan kelima belas Baghdad (Irak) di angka 129, urutan keenam belas Beijing (China) di angka 124 dan urutan ketujuh belas Kabul (Afghanistan) di angka 117.
Urutan kedelapan belas Shenzhen (China) di angka 116, urutan kesembilan belas Mumbai (India) di angka 115 dan urutan kedua puluh Roma (Italia) di angka 110.
Baca juga: Kualitas udara DKI membaik pada Minggu pagi
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan, pihaknya tetap menggencarkan pemasangan generator bertekanan tinggi untuk menyemprotkan butiran air (water mist generator) ke udara meskipun memasuki musim hujan.
"Ya tetap saja (pasang water mist), tidak ada perubahan penanganan polusi, tahun depan kan masih ada berulang musim panas," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (23/11).
Pemasangan "water mist generator" menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menekan polusi udara. Menurut Heru, seharusnya pemasangannya terus ditambah sebagai persiapan saat musim kemarau di masa mendatang.
Juru Bicara Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara (Satgas PPU) Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menyebutkan, hingga 17 November 2023 jumlah "water mist generator" yang terpasang sebanyak 177 unit di 143 gedung gedung pemerintah maupun swasta.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023