Mereka menunda untuk ekspansi atau membeli lahan baru."
Jakarta, 8/7 (Antara) - Perusahaan konsultan properti Colliers International Indonesia menyatakan bahwa aktivitas ekspansi di kawasan industrial Jabodetabek akan melambat antara lain karena keterbatasan lahan industri di kawasan tersebut.
"Saya tidak yakin pada akhir tahun 2013 akan ada penjualan lahan industri yang besar karena keterbatasan lahan," kata Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam konferensi pers tentang laporan sektor properti kuartal II tahun 2013 di Jakarta, Senin.
Menurut Ferry, perlambatan aktivitas ekspansi industrial Jabodetabek selain karena keterbatasan lahan juga ada perusahaan yang mengkaji kembali rencana bisnisnya.
Ia memaparkan, pengkajian kembali rencana bisnis itu sendiri ditunda antara lain karena mengantisipasi rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
Selain itu, ujar dia, faktor adanya pemilihan umum pada tahun 2014 mendatang juga dinilai sebagai faktor yang mengakibatkan perlambatan.
"Mereka menunda untuk ekspansi atau membeli lahan baru," katanya.
Namun, Ferry mengemukakan bahwa pihak yang menunda untuk ekspansi karena alasan pemilu biasanya adalah para penyewa yang baru saja beroperasi di Indonesia.
Ia memaparkan, di Bekasi dan Karawang (Jawa Barat), industri otomotif dan manufaktur masih mendominasi sedangkan di Serang (Banten) dapat ditemukan industri pemrosesan makanan, material pembangunan, dan kimia.
Berdasarkan data Colliers, harga lahan industri meningkat hingga sebesar 38,4 persen y-o-y. Kawasan yang mencatat kenaikan tertinggi pada kuartal II 2013 adalah Karawang sebesar 3,7 persen q-o-q, diikuti Bekasi sebanyak 3,3 persen q-o-q.
Distribusi lahan industrial di kawasan Jabodetabek dapat terbagi atas di Karawang sebesar 36 persen, yang diikuti secara berturut-turut oleh Bekasi (26 persen), Serang (21 persen), Jakarta (10 persen), Tangerang (5 persen), dan Bogor (2 persen).
Secara keseluruhan, terdapat penambahan 25 hektare lahan industri di kawasan Jabodetabek sehingga saat ini terdapat 8.731,2 hektare. (M040)
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013