Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI HR Agung Laksono mengatakan bahwa pemerintah bersama DPR akan menambah dana bencana anggaran 2006 sebesar Rp2 triliun yang akan dimasukkan dalam APBN-Perubahan. "Dengan makin menipisnya dana bencana yang saat ini ada, maka akan ada tambahan dana bencana sekitar dua triliun rupiah untuk tahun 2006 ini," kata Ketua DPR Agung Laksono di Jakarta, Jumat, ketika dimintai pendapat mengenai permintaan pemerintah menambah anggaran dana bencana. Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dana bencana pada APBN 2006 tersisa kurang dari Rp100 miliar. Hal itu terjadi menyusul bertubi-tubinya kejadian bencana alam yang menimpa Indonesia akhir-akhir ini. Untuk itu pemerintah dalam APBN-Perubahan telah mengajukan anggaran tambahan untuk pos dana bencana ini. "Tambahan sekitar dua triliun rupiah itu untuk tahun 2006 ini saja. Sedangkan untuk tahun 2007 masih akan dilakukan penghitungan," kata Agung menjelaskan. Sumber dana untuk menambah dana bencana tersebut, tambah Agung akan dilakukan dengan mengambil dari dana-dana departemen yang hingga saat ini belum terpakai. Namun Agung belum bisa merinci departemen mana saja yang anggarannya akan dialihkan untuk dana bencana tersebut. Banyaknya bencana alam yang menimpa bangsa Indonesia saat ini telah menyedot hampir semua dana bencana 2006 yang sebelumnya dianggarkan sebesar Rp500 miliar. Untuk itu, sebagai antisipasi akan kemungkinan terjadinya kekurangan dana pemerintah dalam APBN-Perubahan tahun 2006 ini telah meminta tambahan dana. Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla mengatakan bahwa untuk penambahan dana bencana ini pemerintah tidak akan mengalami kesulitan. Dana tersebut, tambah Wapres bisa didapatkan dengan mengalihkan dana-dana departemen yang belum terpakai. "Tentu itu harus dengan persetujuan DPR. Tetapi biasanya kalau untuk dana bencana ini Dewan akan menyetujuinya," kata Wapres. Setelah terjadinya Gempa di DIY dan Jateng, kali ini menyusul terjadinya gempa dana tsunami yang menimpa wilayah pantai selatan Jawa di Pangandaran, Ciamis, Cilacap, Jawa Tengah dan juga wilayah Ujung Kulon, Jawa Barat.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006