Jerusalem (ANTARA News) - Dua helikopter serang Israel telah bertabrakan di dekat perbatasan Lebanon, sehingga empat orang tewas, kata jurubicara militer Israel, Jumat. Radio Angkatan Darat melaporkan dua helikopter Apache buatan AS bertabrakan Kamis malam di jalan di dekat Ramat Naftali, 10 kilometer dari perbatasan, tempat pasukan Israel dan pejuang Hizbullah Lebanon telah terlibat pertempuran selama sembilan hari, Reuters melaporkan. Seorang saksi mata yang diwawancarai oleh radio tersebut menggambarkan korban jiwa berada di dalam rongsokan helikopter itu, yang masing-masing membawa dua awak. Stasiun televisi Al Jazira menyatakan ada empat korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Israel tak mengkonfirmasi atau membantah laporan itu. Tabrakan helikopter Kamis tersebut adalah kecelakaan udara kedua di Israel dalam beberapa hari. Satu pesawat jet F-16 Israel jatuh saat lepas landas dari satu pangkalan udara di bagian selatan negara itu Rabu, tapi kedua awaknya selamat dengan cara melontarkan diri mereka ke luar pesawat, kata beberapa sumber militer. Menurut laporan media, pesawat tersebut akan melakukan penerbangan untuk melaksanakan misi pemboman di Lebanon. Wanita jurubicara Angkatan Darat Israel berkata, "Ada beberapa korban jiwa dalam peristiwa itu." Ia mengatakan penyelidikan telah dilakukan guna memastikan penyebab kecelakaan tersebut, yang terjadi di tengah serangan Israel di Lebanon --yang dilancarkan setelah dua prajuritnya ditangkap dalam serangan lintas-perbatasan oleh pejuang Hizbullah pada 12 Juli. Sebelumnya, Israel mengkonfirmasi dua prajuritnya telah tewas dalam pertempuran sengit melawan pejuang Hizbullah tepat di luar perbatasan Lebanon, Kamis. Stasiun televisi Al Jazira telah menyatakan empat prajurit Israel telah tewas di desa Maroun Ar-Ras. Pada 1997, dua helikopter angkut Israel jatuh saat dalam penerbangan ke Lebanon, sehingga lebih dari 70 prajurit Yahudi tewas. Sementara itu tentara Israel terlibat pertempuran melawan pejuang Hizbullah, Kamis, hari kesembilan konflik itu --yang telah menewaskan lebih dari 300 orang dan menyulut kekhawatiran mengenai bencana kemanusiaan. Ribuan warganegara asing, kebanyakan orang Barat, diungsikan melalui laut dari Beirut ke pulau Siprus, yang bertetangga, di Laut Tengah, guna menyelamatkan diri dari serangan gencar Israel. (*)
Copyright © ANTARA 2006