Berlin (ANTARA) - Ekonomi Jerman berada di ambang resesi setelah Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu pada kuartal ketiga (Q3) 2023 terkontraksi 0,1 persen setelah mencatatkan pertumbuhan nol persen pada kuartal sebelumnya, menurut angka-angka yang terkonfirmasi yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) pada Jumat (24/11).
"Setelah perkembangan ekonomi yang lemah tercatat pada paruh pertama (H1) 2023, ekonomi Jerman memulai paruh kedua (H2) tahun ini dengan sedikit penurunan kinerja," kata Presiden Destatis Ruth Brand. Output ekonomi negara itu nyaris stagnan dalam dua kuartal pertama tahun ini.
Meski pengeluaran pemerintah pada Q3 naik tipis 0,2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, konsumsi swasta turun 0,3 persen, menurut Destatis. Dalam perbandingan secara tahunan, belanja konsumen bahkan turun 2 persen karena tingkat harga yang tinggi.
Sebelum mencatatkan penurunan tajam menjadi 4,5 persen pada September, inflasi di Jerman mengalami normalisasi yang lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara zona euro lainnya. Pada Oktober, inflasi di negara dengan perekonomian terbesar di Eropa itu turun lebih lanjut menjadi 3,8 persen, menurut angka resmi.
Lemahnya perekonomian global juga berdampak pada industri ekspor Jerman yang berperan besar dalam perekonomian negara itu. Total ekspor barang dan jasa Jerman pada kuartal ketiga (Q3) turun 0,8 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, sementara impor bahkan turun 1,3 persen, menurut Destatis.
Namun, perusahaan-perusahaan Jerman lebih optimistis menyikapi masa depan. Indeks Iklim Bisnis ifo, yang juga diterbitkan pada Jumat, naik dari 86,9 poin pada Oktober menjadi 87,3 poin pada November, kenaikan ketiga berturut-turut.
"Perekonomian Jerman mulai stabil, meskipun pada tingkat yang rendah," kata Presiden ifo Institute Clemens Fuest dalam sebuah pernyataan. Perusahaan-perusahaan menilai situasi bisnis mereka saat ini sedikit lebih baik dan "ekspektasi untuk beberapa bulan mendatang juga tidak terlalu pesimistis."
Perekonomian Jerman "masih berlayar melewati perairan yang berombak," kata bank sentral negara ini (Bundesbank) dalam laporan bulanannya untuk November yang dirilis awal pekan ini. Perekonomian Jerman akan "pulih dengan susah payah dari periode pelemahan" yang terus berlanjut sejak pecahnya konflik Rusia-Ukraina.
Konsumen Jerman mengurangi pengeluaran untuk makanan dan minuman, layanan restoran dan akomodasi, serta barang-barang yang tidak tahan lama, seperti pakaian. "Tingginya harga-harga yang berkepanjangan terus memberikan dampak yang nyata," kata Destatis. Lembaga-lembaga ekonomi dan pemerintah Jerman memperkirakan ekonomi negara itu akan terus menyusut pada 2023 sebelum meningkat lagi pada 2024. Dewan Pakar Ekonomi Jerman memperkirakan PDB akan tumbuh 0,7 persen tahun depan, sementara pemerintah Jerman memperkirakan kenaikan sebesar 1,3 persen.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023