PBB (ANTARA News) - Sekjen PBB Kofi Annan, Kamis, menguraikan rencana untuk mengakhiri pertempuran di Libanon, termasuk gencatan senjata, pembebasan dini dua tentara Israel yang ditangkap dan pengerahan pasukan penjaga perdamaian di perbatasan Libanon. Rencana itu, yang diungkapkan di hadapan Dewan Keamanan, juga akan melibatkan permintaan akan konferensi internasional yang ditugasi untuk menjamin pelaksanaan penuh resolusi PBB yang meminta pembubaran dan pelucutan senjata semua milisi, termasuk Hizbullah, di Libanon. Rencana itu juga melengkapi pembuatan satu "kerangka kerja donor, dengan efek segera, untuk menjamin dana bagi paket bantuan mendesak, pembangunan kembali dan pertumbuhan bagi Libanon". Sekjen PBB, yang baru saja kembali dari lawatan ke Eropa, mengatakan pada Dewan Keamanan bahwa gagasan itu diusulkan oleh tim penengahan PBB yang dikirim ke kawasan tersebut untuk berkonsultasi dengan pemerintah Libanon dan Israel. "Serangan yang disengaja oleh Hizbullah di pusat penduduk Israel dengan ratusan senjata secara sembarangan dan penggunaan kekuatan yang tak seimbang oleh Israel serta hukuman kolektif pada rakyat Libanon harus dihentikan," kata Annan dikutip AFP. Ia juga mengatakan, tentara Israel yang diculik "harus dibebaskan secepat mungkin" dan Israel "harus membolehkan akses badan kemanusiaan kepada warga sipil". Ia mengusulkan agar "pasukan penjaga perdamaian yang diperluas" dikerahkah di sepanjang Garis Biru -- perbatasan antara Libanon dan Israel -- untuk menyetabilkan situasi dan bekerja dengan pemerintah Beirut untuk "membantu memperkuat tentaranya dan mengerahkannya secara penuh di seluruh tempat itu".(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006