“Saya hanya ingin mengucapkan satu hal, terima kasih sudah mendukung Pak Presiden selama dua periode ini. Saya tahu Bapak-Bapak, Ibu-Ibu sangat cinta dengan Pak Presiden,”
Sorong (ANTARA) - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengawali safari politiknya di Sorong, Papua Barat Daya, menemui komunitas nelayan di Pasar Ikan Jembatan Puri Klaligi dan di Kampung Nelayan Malawei.
Di dua lokasi itu, Kaesang bersama Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan Anggota Dewan Pembina PSI Isyana Bagoes Oka berkeliling pasar ikan dan rumah-rumah warga di Kampung Nelayan Malawei.
Kaesang dan rombongan juga menyempatkan berdialog dengan nelayan setempat dan membeli ikan laut hasil tangkapan nelayan.
Di Pasar Ikan Jembatan Puri Klaligi, Kaesang mendengar aspirasi para nelayan, di antaranya perlunya penataan pasar ikan dan area dermaga, kemudian mereka juga menyampaikan keluhan soal perizinan yang perlu dibuat mudah.
Usai berkeliling pasar ikan dan berdialog dengan nelayan, Kaesang melanjutkan perjalanan ke Kampung Nelayan Malawei. Di tempat itu, warga menyambut Kaesang dengan tarian tradisional dan iring-iringan musik. Di salah satu sudut, terbentang baliho bertuliskan “Reuni Bersama Mas Kaesang Pangarep”.
Warga menyebut kedatangan Kaesang di tempat itu bukan silaturahmi, melainkan reuni, karena dia pernah berkunjung ke Kampung Nelayan Malawei bersama ayahnya, Presiden RI Joko Widodo, 9 tahun yang lalu.
Di tempat itu, Kaesang santap pagi makanan khas, Papeda dan ikan kuah kuning.
Usai santap pagi, Kaesang lanjut meninjau rumah-rumah nelayan yang dulu dibangun oleh Presiden RI. Kemudian, dia berdialog dengan warga.
“Saya hanya ingin mengucapkan satu hal, terima kasih sudah mendukung Pak Presiden selama dua periode ini. Saya tahu Bapak-Bapak, Ibu-Ibu sangat cinta dengan Pak Presiden,” kata Kaesang ke warga Kampung Nelayan Malawei.
Di lokasi itu, salah satu tetua kampung dan juga ketua RW setempat, Yohanna, menyampaikan persoalan yang dihadapi warga, yaitu perlunya mereka mendapatkan kemudahan mengurus surat izin lingkungan (AMDAL) untuk membangun rumah.
Yohanna menyebut masih ada 310 rumah di Kampung Nelayan Malawei yang terkendala izin AMDAL. Warga khawatir tanpa izin AMDAL rumah-rumah mereka dapat tergusur, sementara biaya untuk mengurus itu mencapai Rp800 juta.
Kaesang yang mendengar itu pun merespon permintaan warga.
“Insyaallah nanti Pak Presiden akan menyelesaikan janjinya tadi, yang masalah AMDAL masih ada 300-an rumah lagi. Semoga saat beliau tidak lagi menjabat bisa selesai,” kata Kaesang yang disambut riuh tepuk tangan warga.
Usai berdialog dengan warga, Kaesang melanjutkan kegiatan konsolidasi bersama kader PSI di Sorong.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023